Sudrajat Kentas Pribadi: Tak Cukup Hanya SDM, Integritas dan Kapabilitas Lebih Diutamakan dalam Khidmat Jamiyah

oleh
Sudrajat Kentas Pribadi, Tokoh Muda NU yang juga Ketua Ranting NU Kelurahan Sondakan, Solo - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Jelang pemilihan Rois Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang NU Kota Surakarta yang rencananya akan digelar pada tanggal 11 Mei 2024.

Isu beberapa nama bakal calon ketua yang akan mengisi jabatan tertinggi di structural Pengurus Cabang NU Kota Surakarta kian hari kian santer.

Meski sejumlah nama bakal calon belum nampak dan masih malu-malu muncul ke permukaan, akan tetapi beberapa nama diisukan sudah masuk dalam bursa pemilihan Ketua NU Solo. Tak terkecuali dukungan keberlanjutan juga sudah disuarakan oleh beberapa pengurus ranting NU di Kota Surakarta.

Sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama tidak hanya memiliki andil sangat besar dalam mewujudkan cita-cita bangsa mengantarkan kemerdekaan melalui para pendiri bangsa.

Perjalanan dari waktu ke waktu jamiyah Nahdlatul Ulama di usianya yang sudah lebih dari satu abad, peran Nahdlatul Ulama sampai saat ini masih tetap dibutuhkan untuk pembangunan bangsa dan Negara Indonesia.

Cepatnya perkembangan teknologi di era modern seperti sekarang ini, penguatan sumber daya manusia merupakan satu keniscayaan yang harus dilakukan oleh organisasi sebesar Nahdaltul Ulama.

Agar jamiyah Nahdlatul Ulama mampu beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman yang ada, hal tersebut dikatakan oleh tokoh muda NU yang juga Ketua Ranting NU Kelurahan Sondakan, Solo, Sudrajat Kentas Pribadi.

Sebagai organisasi yang lahir dari kalangan pesantren, arah pengelolaan jamiyah tentu juga harus sejalan dengan misi dan visi para kyai kyai pendiri NU.

Begitupun khidmat para pengurus, mereka harus memegang teguh sumpah yang sudah diucapkan saat dilantik menjadi bagian dari struktur jamiyah Nahdlatul Ulama.

“Sebab kedudukan yang diemban dalam jamiyah bukanlah sebuah jabatan, melainkan amanat yang harus dipertanggungjawabkan dunia dan akherat,” jelas Sudrajat Kentas Pribadi.

Oleh karena itu, menyikapi terselenggaranya pergantian Ketua PCNU Kota Surakarta untuk masa khidmat tahun 2024-2029 melalui Konfercab, tokoh muda NU Sondakan ini berharap, NU Kota Surakarta memiliki figur seorang tokoh pemimpin yang mampu mengemban amanat misi dan visi para pendiri.

Pemimpin yang tidak hanya memahami pengelolaan organisasi dan sejalan dengan AD/ART Nahdlatul Ulama. Namun, juga memiliki misi, visi dan keilmuan agama sesuai dengan khidmat yang diamanatkan. Berpedoman pada tugas, pokok dan fungsi yang diembannya.

Ibarat sebuah kendaraan, dalam struktur pengurus cabang jamiyah Nahdlatul Ulama, Rois Syuriyah merupakan penentu arah kebijakan kemudi kemana jamiyah akan diarahkan. Sedangkan pengendali kemudi di pegang oleh Tanfidziyah, selaku pelaksana program kebijakan dari Syuriyah.

Syuriyah dan Tanfidziyah harus berjalan sesuai dengan tupoksinya, selaras dalam satu kesatuan roda jamiyah.

Sebagai pengendali kemudi, sopir tidak boleh menjadi penumpang agar kendaraan tidak berhenti di tengah jalan. Sedangkan sebagai penentu arah kebijakan jamiyah di tingkat cabang, Syuriyah juga harus jelas memberikan peta jalan agar roda jamiyah tidak berhenti menjadi tumpangan.

Sudrajat, membangun struktur jamiyah tak cukup hanya melalui penguatan sumber daya manusia. Integritas dan kapabilitas bagian dari keutamaan yang harus di perhatikan para pengurus dalam berkhidmat.

Oleh sebab itu melalui konfercab tahun ini mudah mudahan jamiyah NU Kota Surakarta, memilih dengan tepat figur penentu kebijakan dan pengelola kebijakan sesuai dengan yang di harapkan.

Serta mampu menjadi sosok pemersatu bagi semua kalangan tidak hanya di internal saja, namun juga ekternal tanpa meninggalkan ruh misi dan visi para pendiri pendirinya. (Tok)