Siswa SMKN 1 Purworejo Ini Juara 1 LKS Nasional SMK Tahun 2018

oleh
Slamet Sarwo Edi, juara 1 LKS Nasional tingkat SMK 2018 untuk matalomba Prototype Modelling, bersama Budiyono, Kepala SMK N 1 Purworejo, dan guru pendamping Sugeng Wiyono - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Prestasi membanggakan diukir Slamet Sarwo Edi (19). Siswa kelas XII Teknik Pemesinan SMKN 1 Purworejo ini, akhirnya meraih juara 1 LKS Nasional SMK XXVI tahun 2018. Dalam lomba yang berlangsung di Kabupaten Lombok, Nusa Tenggara Barat itu, Slamet ikut dalam mata lomba Prototype Modelling, mewakili Provinsi Jateng.

Prestasi Slamet dalam lomba bergengsi yang berlangsung selama 7 hari, dari hari Minggu (6/5) hingga Sabtu (12/5) 2018 itu, tak lepas dari peran guru pendampingnya, Sugeng Wiyono, ST, M.Eng.

“Setelah jadi juara 1 LKS nasional ini, Slamet langsung mendapat tawaran menjadi atlet di WSC (World Skill Competition) Rusia tahun 2019 dari Toyota,” jelas Budiyono, Spd, MPd, Kepala SMK N 1 Purworejo, Selasa (15/5).

Dijelaskan oleh Budiyono, yang didampingi Sugeng Wiyono, bahwa dalam LKS tingkat nasional, tidak otomatis setiap juara 1 akan mewakili Indonesia di LKS tingkat dunia. Ada 3 mata lomba dalam LKS nasional, dalam binaan Toyota, yakni, Prototype Modelling, Plastic Die Enginering, dan Welding.

Dalam hal ini, yang akan maju ke WSC mewakili Indonesia dalam tiga mata lomba tersebut, atlet binaan Toyota. Dan untuk menjadi atlet perwakilan Toyota, syaratnya harus bekerja di Toyota. Sementara Slamet, belum bekerja (masuk) di PT TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia).

Saat ini, Slamet yang lulus tahun 2018 ini, baru saja lolos seleksi dan diterima di PT Pama Persada Nusantara, sebuah perusahaan pertambangan di Kalimantan. Slamet juga baru saja menjalani medical cek up di AKTI (Akademi Komunitas Toyota Indonesia).

“Namun karena prestasinya, meski Slamet belum masuk Toyota, sudah ada penawaran jadi atlet WSC,” terang Sugeng menimpali.

Baik Budiyono maupun Sugeng sangat berharap, Slamet bisa mewakili AKTI (sebuah akademi dalam naungan Toyota), dan maju dalam WSC 2019 di Rusia. Hal yang sama juga diharapkan Slamet sendiri.

Menceritakan pengalamannya dalam LKS tingkat nasional di Lombok, ada beberapa kendala yang dialami Slamet selama lomba. Namun semua itu bisa diatasi dengan arahan Sugeng Wiyono sebagai guru pendampingnya.

“Spesifikasi mesin bubutnya tidak sesuai standar lomba. Pada mesin frais, ragumnya tidak standar. Alhamdulillah, semua bisa teratasi,” ujar Slamet.

Dari waktu yang diberikan 17 jam selama 3 hari, dengan perincian 5 jam untuk desain, dan 12 jam untuk test projec, Slamet bisa menyelesaikan desain dalam 4 jam, dan dalam pengerjaannya masih ada sisa waktu.

Slamet mengaku, dia sangat terinspirasi kakak kelasnya, Rizki Dwi Afrinto, yang meraih juara 2 di LKS tingkat dunia (WSC) di Abu Dhabi 2017 silam dalam matalomba Prototype Modelling. Slamet bercita-cita bisa berprestasi lebih baik lagi.

“Targetnya juara 1 WSC Rusia,” ujar Slamet optimis.

Lebih jauh Budiyono mengungkapkan, bahwa SMK N 1 Purworejo, merupakan salah satu sekolah yang menjadi mitra Yayasan Toyota Astra (YTA). Dari kemitraan ini, sekolah ini pernah mendapat bantuan mesin peraga untuk kepentingan pendidikan.

“YTA banyak berperan demi kemajuan pendidikan di sekolah ini, sehingga kami bisa mencetak anak-anak berprestasi seperti Slamet ini,” pungkas Budiyono. (Jon)

KORANJURI.com di Google News