Siswa SMK Terpadu Ash Shiddiqiyyah Purworejo Dibuat ‘Menangis’ oleh Polisi dalam MPLS

oleh
Kabagren Polres Purworejo Kompol Suprihadi dan jajarannya foto bersama siswa SMK Terpadu Ash Shiddiqiyyah Purworejo peserta MPLS, Jum'at (21/07/2023).

KORANJURI.COM – Ratusan siswa SMK Terpadu Ash Shiddiqiyyah yang beralamat di Jl KH Zarkasi, Berjan, Gebang, Purworejo, dibuat ‘menangis’ oleh polisi. Peristiwa ini terjadi ketika Kabagren Polres Purworejo Kompol Suprihadi memberikan motivasi bagi siswa, Jum’at (21/07/2023).

Dalam kesempatan tersebut, Suprihadi melatih siswa untuk fokus belajar dengan cara berkonsentrasi. Dalam konsentrasi itu, siswa diminta untuk memejamkan mata, sambil membayangkan kedua orang tuanya. Di hadapan orangtua, siswa meminta maaf atas segala kesalahannya, sekaligus meminta doa restu dalam mencapai cita-cita.

“Cara ini kita berikan sebagai salah satu upaya, supaya siswa berhasil dalam menggapai cita-citanya dengan fokus belajar,” ujar Suprihadi di sela kegiatan.

Dalam pemberian motivasi ini, Suprihadi juga memberikan pembekalan pada siswa untuk tertib berlalulintas serta cara bijak dalam bermedsos dan menggunakan hp. Karena kedua hal tersebut bisa menjadi salah satu penghalang dalam meraih cita-cita siswa jika tidak dilakukan secara benar.

Menurut Kepala SMK Terpadu Ash Shiddiqiyyah Purworejo Wachidatul Marchamah, S.Pd., kegiatan pemberian motivasi tersebut merupakan bagian dari pendidikan karakter bagi kelas X peserta MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) di sekolahnya yang dilaksanakan selama lima hari, dari Senin (17/07/2023) hingga Sabtu (22/07/2023).

Dari berbagai materi yang diberikan selama MPLS, kata Ida, panggilan akrab Wachidatul Marchamah, yang menjadi penekanan pada pendidikan karakter, yang didalamnya meliputi tentang gerakan sekolah Menyenangkan maupun Sekolah Anti Perundungan dan Bullying.

“Kalau anak baru biasanya kan sering di-bully atau semacamnya. Dengan pendidikan karakter ini kita antisipasi hal itu jangan sampai terjadi di SMK Terpadu Ash Shiddiqiyyah ini,” jelas Ida.

Pendidikan karakter, menurut Ida, sangat penting, karena kalau siswa hanya dididik dengan ilmu pengetahuan saja tanpa ada karakter, nantinya kurang mengena.

“Harapannya, untuk sekolah kami bisa lebih maju lagi dalam bidang keperawatan dan tata busana. Dengan sekolah berbasis pondok pesantren, juga bisa menciptakan anak yang berakhlakul kharimah dan mampu bersaing di dunia kerja,” pungkas Ida. (Jon)

Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS

KORANJURI.com di Google News