KORANJURI.COM – Penanganan dampak sosial dan ekonomi karena wabah covid-19, disadari bukan hanya tanggungjawab pemerintah saja. Kesadaran itu juga dilakukan oleh pengusaha H. Zainal Tayeb.
Pemilik sejumlah hotel berbintang di Bali, Banyuwangi, Lombok dan Makasar, merasa tergugah untuk berbagi kepada masyarakat yang terdampak.
“Ini sudah yang keenam kali kita lakukan di Bali. Hal yang sama juga dilakukan oleh management usaha kita di luar Bali,” jelas Zainal kepada Koranjuri.com.
Namun bagi Zainal Tayeb, secara pribadi ia harus merelakan koleksi 2 mobil kesayangannya dijual untuk membeli kebutuhan pokok yang dibagikan ke masyarakat. Nilai dua unit mobil itu mencapai Rp 1 milyar.
Pemilik Mirah Boxing Gym ini menambahkan, melihat kondisi seperti sekarang banyak masyarakat bawah yang bahkan untuk mencukupi hidup sehari-hari saja masih kurang.
Sementara, secara pribadi, Zainal merasa masih memiliki kelebihan ekonomi untuk membantu sesama. Bukan hanya 2 unit mobil saja yang rencananya akan dijual untuk melakukan aksi sosial. Tapi properti miliknya juga siap dilego jika wabah covid-19 masih belum reda di Indonesia, khususnya di Bali.
“Saya juga sudah pikirkan kesitu, saya masih punya rumah, supaya bisa bantu-bantu lagi,” jelasnya.
Bagi seorang Zainal Tayeb, apa yang ia sumbangkan kepada masyarakat hanya sebagian kecil hartanya. Bahkan Zainal mengaku angkanya hanya 2 persen hingga 10 persen dari aset yang ia miliki.
“Mudah-mudahan dapat rejeki supaya bisa jual rumah, mobil sudah, masih ada rumah, supaya bisa membantu lagi,” ujarnya demikian.
Untuk bantuan berikutnya, ia berencana menyediakan 6 ribu nasi bungkus dan 6 ribu masker untuk masyarakat. Titik lokasi pembagian direncanakan di sekitar jalan Imam Bonjol dan Teuku Umar, Denpasar. Termasuk di titik yang berada di lokasi kediamannya di Jalan Majapahit, Legian Bali.
Seperti diketahui, H. Zainal Tayeb merupakan pengusaha yang bergerak di sejumlah bidang usaha, terutama bidang pariwisata dan perhotelan. Ia juga mantan promotor tinju internasional. Dia mengaku, hampir seluruh perusahaanya saat ini juga mengalami penutupan akibat pandemi covid-19.
Tiga hotel miliknya di Lombok, Banyuwangi dan Bali juga sudah ditutup. Sekitar 1.000 karyawannya terpaksa harus dirumahkan. Sebagai owner, Zaenal Tayeb juga tetap merawat usahanya. Bahkan diakui, biaya perawatan properti hotel selama ditutup ini mencapai Rp 500 juta per bulan.
“Daripada saya yang mati tinggalkan harta yang banyak, lebih baik saya Sumbangkan harta saya untuk sesama. Dengan masyarakat tetap di rumah covid-19 ini bisa berkurang,” ujarnya demikian. (Way)