Sepi Job karena Pandemi, Fotografer ini Sulap Sungai jadi Obyek Wisata

oleh
Obyek Wisata Nukad di aliran Sungai Pakerisan, Desa/Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Minggu (6/12/2020) - foto: Catur/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Sepi job akibat mewabahnya pandemi Covid-19, seorang fotografer prawedding asal Tampaksiring, Ngakan Made Hendra (28) memilih kembali ke kampung halaman. Tujuannya satu, membuat obyek wisata baru.

Ia memberinya nama ‘Nukad’ atau apa yang ada dari sebuah sungai. Obyek wisata itu memanfaatkan aliran Sungai Pakerisan, Banjar Tegal Suci, Tampaksiring, Gianyar.

Ia menjelaskan ide membuat obyek karena sepi orderan sebagai wedding fotografer.

“Awalnya tahun lalu memang ada keinginan membuat akomodasi pariwisata seperti penginapan. Tetapi dampak pandemi ini job juga sepi. Sehingga, saya balik dari Denpasar ke kampung dan membatalkan niat membuat penginapan, namun mulai membuat obyek Nukad ini,” jelasnya, Minggu (6/12/2020).

Pada 18 November 2020, obyek Nukad tersebut sudah dibuka untuk umum. Meski beberapa bangunan belum selesai dikerjakan namun wisatawan lokal pun mulai berdatangan.

“Dibuka baru sebulan lalu, tanggal 18 November. Sebenarnya belum jadi total tapi orang-orang sudah berdatangan. Tidak salah juga, karena mereka butuh hiburan, terlebih saya juga ingin mengenalkan Tampaksiring dengan keindahan sungainya,” jelas Ngakan.

Wisatawan yang datang menurutnya, kebanyakan berasal dari perkotaan. Sebab mereka jarang menikmati sungai yang bersih.

“Ada juga yang bersama keluarganya ke sini,” sambungnya.

Kokasi obyek wisata Nukad berada di perbatasan Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Bangli. Sebab, obyeknya ada di wilayah Tampaksiring. Sementara, areal masuk atau parkirnya berada di Desa Selat, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.

“Obyeknya selain sungai ada juga tebing bebatuan, dan beberapa spot foto. Kedepan juga akan dilengkapi dengan water tubing yang bekerjasama dengan pihak desa,” paparnya.

Obyek wisata Nukad juga terdapat sumber mata air berupa pancuran. Airnya dapat diminum langsung. Sementara kuliner khas daerah setempat juga tersedia seperti, bubur Tampaksiring dan es daluman.

“Makanan ciri khas di sini adalah bubur. Namanya bubur Tampaksiring, per porsi Rp 9 ribu dan spesial Rp 13 ribu. Minuman es daluman Rp 7 ribu. Saya berdayakan orang lokal sebagai karyawan, mereka dirumahkan dari pekerjaannya akibat pandemi ini,” jelasnya. (ning)

KORANJURI.com di Google News