Satwa di Bali Safari Park Gianyar Didoakan Agar Tetap Lestari



KORANJURI.COM – Secara rutin, setiap enam bulan sekali, atau 210 hari sekali. Tepatnya, Saniscara Kliwon Wuku Uye, masyarakat Hindu di Bali l melaksanakan upacara Tumpek Kandang.
Upacara selamatan ini ditujukan untuk semua hewan. Hakekatnya upacara ini untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi, Sang Hyang Siwa Pasupati yang disebut Rare Angon, penggembala makhluk.
Seperti yang dilaksanakan di Bali Safari and Marine Park pada, Sabtu (5/12/2020). Sejumlah hewan yang ada di Bali Safari menjalani upacara tumpek kandang ini. Upacara digelar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran Pemerintah.
Tumpek Kandang berasal dari dua kata yakni ‘Tumpek’ yang artinya Sabtu dan ‘Kandang’ yang berarti satwa peliharaan seperti sapi, babi, ayam, bebek, anjing, burung dan jenis satwa lainnya.
Masyarakat Bali menganggap satwa sebagai teman seumur hidup yang diciptakan Tuhan. Terlebih lagi, kehidupan manusia banyak dibantu oleh satwa. Terutama dalam kegiatan memenuhi kebutuhan makanan, tenaga kerja, upacara keagamaan, dan ekonomi.
Oleh karena itu, mayoritas masyarakat Bali benar-benar menghargai berbagai jenis satwa.
“Kami mencoba menonjolkan tradisi atau budaya Bali, termasuk salah satunya adalah Tumpek Kandang. Bali Safari Park pun ikut merayakan tradisi ini setiap 6 bulan sekali bersama satwa-satwa yang kita pelihara. Ini juga menjadi bentuk terima kasih kami atas kehadiran aneka jenis satwa di Bali Safari Park,” ujar General Manager Bali Safari Park Thomas Colbert.
Pada perayaan Tumpek Kandang kali ini, beberapa satwa yang ikut dalam prosesi acara adalah orangutan, ular, iguana, dan aneka jenis burung. Mereka sengaja diberi percikan air suci serta didoakan agar tetap lestari hingga waktu-waktu mendatang.
Satwa-satwa ini didampingi oleh lima keeper (perawat satwa). Mereka tetap menerapkan jaga jarak antara sesama. Kendati begitu, prosesi berjalan dengan cukup lancar dan khusuk. Melalui prosesi Tumpek Kandang pula, Bali Safari Park menyisipkan harapan dan doa agar pandemi Covid-19 ini dapat segera berakhir secepatnya.
Dengan begitu, kondisi pariwisata di Bali dan Indonesia pada umumnya akan kembali bangkit dan normal di tahun 2021 mendatang.
“Tumpek Kandang sebenarnya selaras dengan kampanye yang sudah kami luncurkan sejak awal pandemi Covid-19, yakni #kitacintasatwa,” jelas Daniel Thian, selaku Head of Digital Marketing Taman Safari Indonesia Group.
Yang pasti, Tumpek Kandang menjadi pengingat bagi manusia bahwa tanpa keberadaan satwa di bumi, siklus hidup akan terganggu dan berjalan tidak sempurna. Bahkan, mungkin kehidupan manusia tak akan makmur bila tak ada satwa. (ning)