Sensasi Daging Rendang yang Dimasak 48 Jam di Destinasi Gastronomi Ubud

oleh
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menikmati kuliner saat melakukan kunjungan kerja di Ubud, Gianyar, Bali pada Senin (9/12/2024) - foto: kemenparekraf.go.id

KORANJURI.COM – Setiap sajian kuliner di Ubud selalu terhubung dengan alam, bagaimana alam menyediakan bahan baku hingga terhidang dengan cita rasa dan estetika berkelas tinggi.

Sebagai desa seni, Ubud juga dikenal sebagai lokasi wisata gastronomi. Makanan tradisional, kedai kaki lima, restoran hingga festival kuliner menjadi penguat jati diri Ubud sebagai wilayah gastronomi.

Menteri Pariwisata RI Widiyanti Putri Wardhana sempat singgah di Ubud dalam kunjungan kerja pada Senin (9/12/2024). Widiyanti mengaku merasakan pengalaman wisata sariselera yang berbalut keindahan alam Ubud.

“Pengalaman wisata gastronomi yang dibalut dengan keindahan alam di Ubud membuat saya kagum terhadap kreativitas dan inovasi destinasi pariwisata di Ubud,” kata Menpar dikutip dari kemenparekraf.go.id.

Dalam kunjungannya ke restoran Hujan Locale, Menpar Widiyanti sempat mencicipi sajian menu Slipper Lobster Dumpling. Resep nusantara memberikan cita rasa tradisional sekaligus moderen.

dengan cita rasa Padang yakni saus cabai dengan daun kari goreng, juga daging rendang yang dimasak 48 jam hingga memiliki tekstur yang amat lembut.

Dalam olahan kuliner khas Padang, daging rendang yang disajikan dimasak hingga 48 jam sehingga merubah tekstur dagingnya menjadi sangat lembut.

Ubud menjadi pilot project pertama di dunia sebagai destinasi Gastronomi. Ubud telah dinilai oleh United Nations World Tourism Organization (UNWTO).

Pengajuan Ubud sebagai wisata Gastronomi dilakukan oleh Kementerian Pariwisata. Sesepuh Puri Ubud Cokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengungkapkan, destinasi wisata Ubud sudah lama membentuk dirinya sebagai pusat kuliner.

“Bukan karena sekarang baru ada pengakuan, karena dari dulu pun saya lihat, naluri (daripada) pengusaha-pengusaha di bidang kuliner, mereka cenderung mencari tempat di Ubud, ya,” jelas Cok Ace beberapa waktu lalu.

Gastronomi moderen di Ubud sudah mulai berkembang di era tahun 1970 an. Cok Ace mengatakan, saat itu sudah banyak restoran terkenal seperti Restoran Selera atau Puri Suling.

“Karena tempatnya memang mendukung dan jumlah restoran sekarang terus tumbuh, akhirnya mendunia,” ujarnya. (Way)

KORANJURI.com di Google News