KORANJURI.COM – Seiring meningkatnya aktifitas masyarakat saat libur akhir tahun, kebutuhan uang tunai pun juga akan meningkat. Bank Indonesia memproyeksikan, peningkatan kebutuhan uang tunai mencapai 1,5 kali dibandingkan hari biasa.
Di Bali, pada perayaan Natal dan menjelang akhir tahun 2021, kebutuhan uang tunai bulanan masyarakat diperkirakan meningkat dan mencapai Rp 2,1 triliun. Secara tahunan, total kebutuhan uang tunai masyarakat di Provinsi Bali diperkirakan akan mencapai Rp 10,8 triliun.
“Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali telah menyiapkan uang tunai, baik dalam jumlah maupun pecahan yang dibutuhkan sebanyak 1,5 kali dari proyeksi kebutuhan hingga akhir tahun 2021,” kata Kepala BI Bali Trisno Nugroho, Minggu, 26 Desember 2021.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mencatat, rata-rata kebutuhan uang tunai masyarakat di Provinsi Bali setiap bulannya pada Januari-November 2021 mencapai Rp 792 miliar.
Sementara, Bank Indonesia bekerja sama dengan Asosiasi Pedagang Valuta Asing (APVA) berupaya untuk meningkatkan layanan digital dalam penyelenggaraan Money Changer, yaitu melalui pengembangan aplikasi penukaran valas Bali Authorized Money Changer.
Aplikasi tersebut telah diluncurkan sejak 7 September 2021 untuk kemudahan bertransaksi. Dalam aplikasi itu juga twrsedia informasi lokasi dan nilai tukar dari money changer berizin yang ada di wilayah Bali. Selain itu, 14 pengurus Money Changer juga telah melakukan sertifikasi pada tahun 2021.
Bank Indonesia juga menyoroti perkembangan bitcoin dan cryptocurrency lainnya, khususnya di wilayah Bali. BI menyatakan bahwa aset kripto tersebut bukan merupakan alat pembayaran yang sah di Indonesia dan hanya Rupiah yang merupakan mata uang resmi dan alat pembayaran sah di Tanah Air. (Way)