Ratu Mas Sakti, Wali Pitu Tertua Penyebar Islam di Bali

oleh
Jalan Pura Kramat menuju lokasi Keramat Pantai Seseh di Desa Cemagi, Mengwi, Badung - foto: Koranjuri.com

Penghormatan juga ditunjukkan dengan tidak adanya unsur makanan yang berasal dari daging babi di desa Cemagi, Banjar Seseh, Kecamatan Munggu, Kabupaten Badung.

Upacara seperti piodalan atau upacara lainnya selalu menggunakan sarana daging sapi untuk sesajiannya. Tapi sarana banten daging babi dihindari oleh warga desa Cemagi. Hal itu sudah berlaku dan berjalan secara turun temurun.

Sebagai seorang juru kunci, I Made Artana pun demikian. Di keluarganya tidak ada tradisi memakan daging babi. Itu sebagai penghormatan kepada Pangeran Mas Sepuh sebagai seorang Muslim yang meninggal dan dimakamkan di Pantai Seseh.

Cungkup atau bangunan yang didirikan untuk melindungi makam Keramat Pantai Seseh – foto: Koranjuri.com

“Tugas juru kunci ini kami emban secara turun temurun. Sejak Ratu Mas Sakti meninggal dan dimakamkan disini, keluarga kami ditugaskan menjaga makam dan berperan sebagai juru kunci. saya sendiri menjadi keturunan ketujuh yang jadi juru kunci,” terang Made Artana.

Pangeran Mas Sepuh merupakan sosok Wali Pitu yang konon dianggap sebagai wali tertua yang melakukan syiar agama di Bali. Enam Wali yang lain masing-masing

1. Siti Khodijah yang makamnya dikenal sebagai Keramat Pemecutan di Jalan Batukaru, Denpasar.

2. Habib Ali bin Umar bin Abu Bakar Bafaqih. Makamnya terletak di Jembrana.

3. Habib Umar bin Yusuf al-Maghribi dimakamkan di daerah Bedugul, Tabanan.

4. Habib Ali bin Abu Bakar Al-Hamid, makamnya dikenal dengan Keramat Kusumba, Klungkung.

5. Maulana Yusuf Al-Baghdi Al-Maghribi dan Ali bin Zaenal Abidin Al-Idrus. Makam kedua tokoh muslim itu berada di Kabupaten Karangasem yang dikenal sebagai Keramat Kembar Karangasem.

6. Syekh Abdul Qadir Muhammad yang dikenal dengan makam Keramat Karang Rupit di Desa Temukus Kabupaten Buleleng, Singaraja, Bali. (Way)