KORANJURI.COM – Sebanyak 70 guru mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) dari berbagai SMK se Kabupaten Purworejo, Kamis (23/1), mengikuti MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) PKK di aula SMK N 1 Purworejo.
Kegiatan dilaksanakan dalam rangka pemantapan produk SMK dan sosialisasi website purwomanggung.com. Hadir dalam kesempatan tersebut, Prihestu Hartomo, SPd, MSi, Kasi SMK dari Cabang Dinas Pendidikan wilayah VIII Jateng, jajaran MKKS SMK, serta segenap tamu undangan.
Dijelaskan oleh Ketua MGMP PKK Kabupaten Purworejo, Sri Harnani, SPd, bahwa PKK merupakan pelajaran yang masih baru, yang dulunya bernama kewirausahaan. Tujuan dari adanya mapel PKK ini, agar siswa bisa membuat produk, yang nantinya bisa menjadi wirausaha.

“PKK ini merupakan kolaborasi dari guru kewirausahaan dan guru produktif. Kewirausahaan itu yang
menghitung biaya produksi, dan memasarkan. Guru produktif yang merencanakan produknya,” jelas Sri Harnani, di sela-sela kegiatan.
Dalam memberikan pelajaran ke siswa, dilakukan oleh Team Teaching, antara guru kewirausahaan dan guru produktif. Keduanya mengajar secara berdampingan, yang tujuannya siswa bisa membuat produk sesuai kompetensi keahlian masing-masing.
Dari MGMP PKK sendiri, kata Sri Harnani, terus melakukan berbagai upaya, bagaimana cara yang pas dan mantap untuk menyampaikan pelajaran ini ke siswa, karena hal tersebut merupakan hal baru.
“Kita juga pamerkan hasil karya PKK dari masing-masing sekolah. Dari Kasi SMK sendiri akan memfasilitasi untuk pameran produk-produk ini,” ungkap Sri Harnani.
Dalam kesempatan tersebut, Prihestu menyampaikan, bahwa keberadaan guru PKK sangatlah penting. Dan kegiatan tersebut, untuk penguatan PKK dalam rangka pemantapan kurikulum kewirausahaan bagi siswa.
“Orientasi dari SMK itu BMW. Bekerja, melanjutkan, atau berwirausaha,” jelas Prihestu.
Jika orientasinya bekerja, maka yang dikuatkan pada kompetensi keahlian siswa, yang disesuaikan dengan dunia industri. Jika orientasinya wirausaha, maka yang dikuatkan pada PKK. Keberadaan guru PKK ini merupakan jembatan emas antara guru produktif dengan guru normatif dan adaptif.
Dari Dinas Pendidikan sendiri, kata Prihestu, ada pengembangan kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana, maupun kelembagaan. Dalam pengembangan kurikulum, nantinya ditekankan pada penguatan kewirausahaan dalam rangka optimalisasi output lulusan SMK.
“Kita akan terus monitoring dan evaluasi dari pengembangan pembelajaran PKK. Dan indikator dari keberhasilan ini, produk siswa terjual,” pungkas Prihestu. (Jon)