Prudential Indonesia Perkuat UMKM Melalui Program Literasi Asuransi untuk Negeri

oleh
Program 'Literasi Asuransi untuk Negeri' yang digelar Prudential Indonesia untuk para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) digelar di Kabupaten Karangasem, Bali, pada Selasa (8/10/2024) lalu - foto: Ist.

KORANJURI.COM – UMKM sudah membuktikan diri menjadi sokoguru perekonomian nasional dan memiliki ketahanan menghadapi guncangan.

Prudential sebagai perusahaan jasa asuransi melihat potensi tersebut dapat dikembangkan melalui pengelolaan yang tepat, literatif dan inklusif.

Dalam rangkaian kegiatan Hari Asuransi Nasional pada 18 Oktober 2024 dan Bulan Inklusi Keuangan, Prudential Indonesia menggandeng Dewan Asuransi Indonesia (DAI) menyelenggarakan program ‘Literasi Asuransi untuk Negeri’.

Kegiatan untuk para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) digelar di Kabupaten Karangasem, Bali, pada Selasa (8/10/2024).

Chief Human Resources Officer Prudential Indonesia Dewi Satriani mengatakan, pihaknya optimis, program ‘Literasi Asuransi untuk Negeri’ mampu menguatkan posisi UMKM untuk naik kelas.

“Upaya ini sejalan dengan program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) yang diinisiasi oleh OJK,” kata Dewi Satriani dalam keterangan tertulis, Kamis, 17 Oktober 2024.

Menurutnya, program tersebut merupakan bagian dari strategi berkelanjutan untuk menghadapi tantangan. Terutama, untuk para pegiat UMKM di Bali. Mereka diharapkan untuk menjaga kestabilan finansial dalam menjalankan usahanya.

“Peringatan Hari Asuransi bukan sekedar seremonial tahunan, tapi jadi refleksi peran penting asuransi,” kata Dewi.

Dirinya juga optimis, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan asuransi, maka akan semakin memperkuat perekonomian.

“Karena perlindungan asuransi mampu memberikan rasa aman dan stabilitas bagi individu, keluarga, maupun pelaku usaha,” ujarnya.

Ketua Umum DAI Yulius Bhayangkara menambahkan, inisiatif Prudential Indonesia diharapkan jadi katalis dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.

Dengan demikian, pelaku UMKM dapat meningkatkan kemampuan manajemen keuangan dalam menjalankan dan melindungi usaha yang dijalankan.

”Kolaborasi bersama Prudential Indonesia dan para pemangku kepentingan di industri keuangan jadi peluang emas untuk menghadapi tantangan yang ada di masyarakat untuk UMKM maupun industri asuransi,” kata Yulius.

Data Kementerian Koperasi dan UKM di tahun 2024, jumlah UMKM di Indonesia mencapai lebih dari 65 juta unit. Mereka tersebar di berbagai sektor, termasuk kuliner, fashion, kerajinan tangan, hingga teknologi digital.

Dalam kurun waktu sepuluh tahun mendatang atau di tahun 2034, jumlah UMKM Indonesia tembus di angka 83,3 juta unit.

“Proyeksi itu menunjukkan peluang pada pengembangan UMKM Indonesia, agar terus dapat berkontribusi bagi perekonomian nasional,” jelasnya.

Sedangkan di Bali, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Karangasem mencatat, ada 57.456 UMKM yang tersebar di semua kecamatan di ujung timur Pulau Bali. Mereka bergerak di berbagai sektor usaha perdagangan, industri, pertanian, non-pertanian, dan aneka jasa.

Sementara, Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK menunjukkan Indeks Literasi Keuangan masyarakat Indonesia meningkat sebesar 65,43% di tahun 2024. Data itu mengambil perbandingan di tahun 2022 dengan nilai SNLIK hanya sebesar 49,68%.

“Namun demikian, inklusi keuangan tahun ini menurun sebesar 72,02 persen, dibandingkan dengan 2022 sebesar 85,10%,” kata Yulius. (Way)

KORANJURI.com di Google News