Pengabdian Koster-Giri Bukan Cuma Sejahterakan Warga, Tapi Juga Lestarikan Alam

oleh
Koster-Giri bersama paslon Bupati-Wakil Bupati Karangasem Gede Dana dan Nengah Swadi (Dana-Swadi) melepas tukik saat menggelar kampanye terbuka di pantai Telaga, Desa Tianyar Kubu, Karangasem, Senin, 30 September 2024 - foto: Ist./Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Paslon nomer urut 2 I Wayan Koster dan I Nyoman Giri Prasta kembali memilih Kabupaten Karangasem untuk menggelar kampanye terbuka, Senin, 30 September 2024.

Kali ini, pendekatan terhadap massa pendukung dilakukan di pantai Telaga, Desa Tianyar Kubu, Karangasem. Di kawasan perairan itu, mereka bukan hanya menjaring suara pemilih.

Tapi, juga terlihat aksi nyata dalam pelestarian alam. Puluhan tukik dilepas ke habitatnya di laut lepas.

“Koster-Giri berkomitmen dengan pelestarian alam dan menjaga habitat laut. Termasuk, mendukung wisata perairan di Tianyar yang terkenal dengan keindahan bawah laut,” kata Koster.

Di situ, ribuan warga yang terpantau lebih dari 2.000 orang menghadiri kampanye terbuka Koster-Giri. Warga menyatakan dukungannya dengan mencoblos paslon yang diusung PDIP di Pilkada Serentak 27 November 2024 mendatang.

Di Kabupaten Karangasem, partai banteng moncong putih mengusung Gede Dana dan Nengah Swadi (Dana-Swadi) sebagai cabup-cawabup.

“Koster-Giri akan melanjutkan semua program yang sudah berjalan untuk warga Karangasem, khususnya Kecamatan Kubu,” kata Wayan Koster.

Gubernur Bali periode 2018-2023 ini memaparkan gagasannya untuk melengkapi infrastruktur. Di antaranya, ketersediaan air bersih dan infrastruktur jalan.

Peningkatan produksi komoditas lokal akan ditingkatkan seperti arak Karangasem, salak, dan komoditas lainnya.

Koster-Giri juga akan menjalankan program pendidikan dan kesehatan gratis, memperjuangkan ekonomi kreatif serta program untuk petani nelayan.

Sementara, warga memastikan kehadiran mereka di kampanye terbuka paslon Gubernur Bali-Wakil Gubernur dan Bupati-Wakil Bupati, murni keinginan mereka dan tanpa paksaan.

“Apakah semeton datang dipaksa, dibayar?” tanya Giri Prasta.

Serentak warga menjawab, “Tidak ada paksaan.” (*/Way)

KORANJURI.com di Google News