KORANJURI.COM – Musium Lontar di Dukuh Penaban, Karangasem, Bali memiliki keunikan dan nilai sejarah panjang. Desa yang berada di ujung Timur Pulau Bali itu di pilih sebagai tempat penyelenggaraan Focus Discussion Group (FGD) kerjasama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Bali dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Vinsensius Jemadu mengatakan, Bali memiliki budaya yang tinggi, hingga kebudayaan itu direpresentasikan menjadi musium daun lontar.
“Kalau dulu jaman prasejarah orang menulis diatas papirus, atau paper. Kalau disini daun lontar. Artinya apa, semakin dilestarikan akan semakin mensejahterakan,” kata Vinsensius Jemadu di Karangasem, Bali, Selasa, 22 Februari 2022.
FGD SMSI Bali-Kemenparekraf mengangkat tema ‘Penguatan Destinasi Wisata Bali’. Dukuh Penaban dinilai memiliki kearifan budaya lokal dari masyarakat yang secara konsisten melestarikan daun lontar.
Musium Lontar Dukuh Penaban juga cukup populer dengan sejumlah penghargaan diantaranya rekor MURI. Selain itu, koleksi tulisan di daun lontar juga diterjemahkan secara digital dan disimpan di musium Leiden Belanda.
Hanya saja, popularitas Musium Lontar sampai saat ini belum mendapatkan SK dari Bupati Karangasem. Sehingga, pengelola belum dapat melakukan pengembangan lebih jauh karena kendala yang ada.
“Mohon nanti, segera Bupati terbitkan SK penetapan sebagai desa wisatawisata. Kalau kita menginginkan ada intervensi dari pemerintah, harus ada yang betul-betul legal,” kata Vinsensius Jemadu.
Ketua SMSI Bali Emanuel Dewata Oja menambahkan, pemulihan ekonomi pariwisata Bali bukan hanya menjadi tanggungjawab pemangku kepentingan dan pemerintah semata. Tapi elemen masyarakat seperti SMSI Bali juga perlu memberikan sumbangsih dengan mengangkat potensi pariwisata di Balai.
“Pemerintah terus menggaungkan pemulihan ekonomi pariwisata Bali. Disinilah peran media membantu memberikan citra positif dari pemberitaan yang ada dengan mengangkat keberadaan desa wisata seperti musium Lontar ini,” kata Edo.
Sementara, Kadis Pariwisata Bali Tjokorda Bagus Pemayun mengatakan, Desa Wisata mampu menggerakkan ekonomi UMKM. Termasuk menciptakan lapangan kerja dan pelestarian lingkungan.
Di Karangasem sendiri terdapat 26 Desa Wisata yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat.
“Pembangunan Desa wisata berbasis budaya merupakan pengembangan visi misi Bangun Sat Kerthi Lokasi Bali melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Bali Era Baru,” kata Cok Bagus. (Way)