Melasti di Pantai Petitenget, Penutupan Diberlakukan di Ruas Jalan Berikut

oleh
Upacara melasti di Panti Kuta/Ilustrasi - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Menjelang pelaksanaan Hari Raya Nyepi, sejumlah kegiatan adat akan dilakukan oleh umat Hindu di Bali. Kegiatan adat yang melibatkan konsentrasi massa akan terjadi di acara Melasti pada 14 Maret 2018 dan malam Pengerupukan atau pawai ogoh-ogoh pada 16 Maret 2018.

Di wilayah Desa Adat Kerobokan, Badung, Bali, ribuan warga akan mengikuti prosesi Melasti di Pantai Petitenget, Seminyak. Sehingga sejumlah akses jalan untuk sementara akan ditutup total selama pelaksanaan Melasti.

Bendesa Adat Desa Kerobokan, Anak Agung Putu Sutarja menjelaskan, pada saat upacara Melasti (14/3/2018), sepanjang jalan Raya Kerobokan akan ditutup mulai pukul 10.00 wita hingga pukul 15.00 wita. Penutupan juga dilakukan di Jalan Raya Canggu dan Jalan Gunung Sanghyang.

Kemudian, H-1 Nyepi penutupan jalan juga dilakukan untuk Jalan Raya Kerobokan, Jalan Raya Canggu dan Jalan Gunung Sanghyang. AA. Putu Sutarja mengatakan, penutupan dilakukan dua kali, siang pukul 12.00 wita sampai 15.00 wita dan sore harinya mulai pukul 18.00-22.00 wita.

“Pawai ogoh-ogoh kami batasi sampai pukul 22.00 wita. Ini sudah kesepakatan di forum Desa Adat,” jelas AA. Putu Sutarjana, Minggu, 11 Maret 2018.

Bendesa Adat Desa Kerobokan, Anak Agung Putu Sutarja - foto: Koranjuri.com
Bendesa Adat Desa Kerobokan, Anak Agung Putu Sutarja – foto: Koranjuri.com

Dalam kegiatan tradisi itu, Desa Adat Kerobokan dibantu BKO kepolisian sebanyak 300 personil dari Polresta Denpasar, Polres Badung dan Polsek Kuta Utara, termasuk Babinsa TNI sejumlah 10 personil.

Upacara Melasti di pantai Petitenget akan diikuti oleh 3 Desa Adat masing-masing, Desa Adat Padangluwih, Desa Adat Kerobokan dan Desa Adat Padangsambian.

“Di Desa Kerobokan sendiri ada 50 Banjar. Jadi nanti jumlahnya ribuan orang yang akan mengikuti upacara Melasti di Pantai Petitenget,” jelas AA. Putu Sutarja.

Dalam pelaksanaan Nyepi nanti, diharapkan lebih khusyuk bagi umat Hindu Bali merayakannya. Sutarja berharap umat Hindu menjalankan Catur Brata penyepian yakni, amati Geni atau tidak menyalakan api, amati Lelanguan atau tidak menghibur diri, amati Lelungan atau tidak bepergian dan amati karya atau tidak bekerja.

“Soal internet mati waktu Nyepi, Parisada (PHDI) tidak pernah menyatakan ada pemutusan Internet, belum ada keputusan seperti itu, tapi hanya himbauan,” jelas AA. Putu Sutarja. (Way)

KORANJURI.com di Google News