Koster Tinjau Proyek Shortcut di Buleleng



KORANJURI.COM – Gubernur Bali Wayan Koster memantau proyek Pembangunan Jalan Baru Batas Kota Singaraja-Mengwitani, Jumat, 7 Juni 2019. Gubernur ingin memastikan proyek pembangunan proyek jalan pintas itu berjalan lancar.
Di titik 3, pekerjaan tengah dimulai dengan membuka akses jalan. Proyek di titik 3 akan dibangun jalan sepanjang 430 meter. Sedangkan di titik 4, saat ini dalam masa sanggah dan diperkirakan akhir Juni sudah mulai ditetapkan pemenangnya.
Di titik 5-6, progress pekerjaan mencapai 51 persen hingga hari Jumat, 7 Juni 2019. Tahapan proyek itu lebih cepat 2 persen dibandingkan seharusnya yang dicapai.
“Seharusnya 49 persen tapi ini sudah melebihi target. Dan ditargetkan lagi, titik 5-6 selesai Desember tapi kembali ditarget akan selesai di bulan November,” jelas Koster, Jumat, 7 Juni 2019.
Disitu, Koster juga menyampaikan, titik 7-8 rencananya dikerjakan tahun 2020, serta titik 1-2 dan 9-10 yang semula direncanakan tahun 2021, kemungkinan dimajukan menjadi tahun 2020.
“Ketika saya berbicara dengan Bapak Menteri pada 18 Mei lalu, dengan meyakinkan beliau merespon akan dipercepat pengerjaannya menjadi tahun 2020,” ujarnya demikian.
Pembangunan Jalan Baru Batas Kota Singaraja-Mengwitani total mengerjakan
12 titik pembangunan. Jalan tersebut bakal memperpendek jarak dari Singaraja menuju Denpasar demikian sebaliknya, termasuk mengurangi jumlah tikungan yang ada sekarang.
Gubernur didampingi Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra, Kepala BBPJN VIII I Ketut Dharmawahana, Kepala Dinas PU Provinsi Bali I Wayan Astawa Riadi dan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali AA Ngurah Oka Sutha Diana.
“Saya minta pihak balai dan kontraktor tetap komit melaksanakan tugas dengan menjaga kualitas pekerjaan. Perkirakan juga musim penghujan. Jadi setidaknya pekerjaan dapat dimaksimalkan sampai bulan September, karena biasanya Oktober sudah masuk musim hujan,” jelasnya.
Koster mengakui, medan yang dilalui dalam pekerjaan proyek itu cukup berat. Jalan pintas itu dibangun dengan memangkas bukit dan membangun 2 jembatan sepanjang 287 meter dan 198 meter.
Proyek pembangunan shortcut itu keseluruhan menggunakan anggaran APBN. Namun Pemprov Bali mengucurkan anggaran pembebasan lahan sebesar Rp 230 milyar untuk 6 titik pembangunan.
“Semua dari APBN. Dari APBD cuma mengeluarkan biaya pembebasan lahan untuk titik 1-2-7-8-9-10, itu semua didanai dari APBD Pemprov Bali,” jelas Koster.
Nantinya, arus lalulintas dari Singaraja ke Denpasar diarahkan melewati jalan pintas atau shortcut tersebut. Sedangkan, dari Denpasar menuju Singaraja menggunakan jalan eksisting.(Way)