KORANJURI.COM – Kampus ITB STIKOM Bali mempersiapkan pola pembelajaran dalam menghadapi era baru post covid-19. Sebagai kampus berbasis teknologi informasi, Rektor ITB STIKOM Bali Dadang Hermawan mengatakan pembelajaran tetap berjalan dengan pola-pola baru untuk menghindari klaster baru.
Untuk menghindari klaster kampus, kata Dadang, yang harus diperhatikan adalah menjaga protokol kesehatan dengan penuh disiplin. Termasuk menuntaskan, vaksinasi tenaga pendidik dan staf.
“Bulan Juli 2021 vaksinasi harus sudah tuntas dilakukan. Baik itu tenaga pendidik, staf, dan juga para mahasiswa seluruhnya, harus tuntas mengikuti vaksinasi,” kata Dadang di ruang kerjanya, Jumat, 21 Mei 2021.
Untuk Bali, pemerintah berencana membuka kembali lintas batas luar negeri pada 11 September 2021. Dadang mengatakan, hal itu bersamaan dengan masa perkuliahan.
“Untuk perkuliahan dimulai bulan September. Bagi yang belum tuntas vaksinasi, terpaksa kami minta untuk mengikuti perkuliahan secara online,” ujarnya.
Dijelaskan, untuk mencegah klaster kampus, perkuliahan akan dilakukan secara hybrid. Per kelas dibagi dua. Setengah mengikuti perkuliahan secara tatap muka langsung, sedangkan sisanya mengikuti secara online dari rumah masing-masing.
Dadang juga mengungkapkan, kampus IT pertama di Bali ini juga menyiapkan sarana dan prasarana protokol kesehatan. Seperti tempat cuci tangan, hand sanitizer, wajib memakai masker, menjaga jarak, pengukuran suhu tubuh serta yang lainnya.
“Setiap ruangan kami sediakan hand sanitizer,” terangnya.
Pihaknya berharap dengan berbagai upaya itu, kampus ITB STIKOM Bali terhindar dari paparan virus bernama Sars-CoV-2 ini. Meskipun semua warga kampus sudah tuntas menjalankan vaksinasi, ia tidak menampik, potensi terpapar virus ini masih ada.
“Makanya kami ketat penerapkan protokol kesehatan,” ujar Dadang Hermawan.
Sementara, penambahan angka positif covid-19 di Bali kian melandai. Data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali mencatat, per Jumat, 21 Mei 2021, terkonfirmasi sebanyak 100 orang, 89 orang melalui Transmisi Lokal, 10 pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) dan 1 pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Angka kesembuhan sebanyak 158 orang, dan 1 orang meninggal dunia. (Way)