KORANJURI.COM – SMK Kesehatan Purworejo menjamin bahwa lulusannya tak ada yang nganggur. Sebagai bentuk jaminan itu, dari sekolah melakukan pengembangan kerjasama dengan dunia kerja, yang ditandai dengan workshop, Kamis (09/11/2023).
Menghadirkan narasumber dari DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri), LPK X-Japan dan LPK Kasih Bintang Timur, workshop yang diikuti para orangtua siswa kelas XII dari jurusan keperawatan ini juga dihadiri Prof. Dr. Ir. Syaad Padmantara, M.Pd., dari Universitas Negeri Malang sebagai perguruan tinggi pendamping, Ketua Yayasan Bina Tani Bagelen Ir Ari Tiasadi, serta Ketua Komite Drs. AS Ragil Wibowo, M.A., M.Th., Ph.D.
Di sela kegiatan, Kepala SMK Kesehatan Purworejo Nuryadin, S.Sos., M.Pd., menjelaskan, kegiatan workshop tersebut merupakan tindak lanjut dari program SMK PK (Pusat Keunggulan) yang diterima sekolahnya.
“Kita samakan persepsi antara program sekolah dengan DUDI dan orang tua, untuk memastikan bahwa anak-anak kita nanti tidak ada yang nganggur usai lulus,” ujar Nuryadin.
Dari DUDI, kata Nuryadin, ada beberapa program ke Jepang yang ditawarkan oleh LPK X-Japan dan program kerja sambil kuliah dari LKP Kasih Bintang Timur di Semarang. Siswa diberikan pilihan, bagi yang tidak ingin bekerja dibkiar negeri, bisa memilih di dalam negeri.
“Kedua LPK tersebut hanya salah satu dari beberapa mitra kita dari DUDI yang berkaitan dengan penyaluran tenaga kerja,” terang Nuryadin.
Untuk kerja di luar negeri, Nuryadin menyebut, bahwa selain ke Jepang, pihaknya sudah menjalin kerjasama untuk penyaluran tenaga kerja di dua negara lainnya, Korea dan Malaysia. Untuk dalam negeri, selain Semarang, kerjasama juga dilakukan untuk penyaluran di Jakarta dan Yogyakarta.
“Prinsip kita, lulusan SMK Kesehatan Purworejo tidak boleh ada yang nganggur. Lulus dari sini mereka siap bekerja, melanjutkan ataupun berwirausaha (BMW),” kata Nuryadin.
Prof Syaad menyebut, bahwa SMK Kesehatan Purworejo merupakan salah satu sekolah yang memperoleh pusat keunggulan. Untuk menjadi pusat keunggulan, juga tidaklah mudah karena harus melalui seleksi yang ketat.
“Saya melihat, meski sekolah ini kecil dengan dua program keahlian, tapi diakui secara nasional,” kata Prof Syaad.
Dengan mendatangkan DUDI terkait dengan kesehatan, menurut Prof Syaad, sebagai bentuk pengembangan kurikulum dari program-program di pusat keunggulan. Orangtua siswa dihadirkan, supaya mereka tahu bahwa anak-anak mereka dididik secara profesional di sekolah ini.
“Tidak semua sekolah bisa mendidik seperti di SMK Kesehatan Purworejo. Dari beberapa kali pendampingan PK, sekolah ini merupakan unggulan di bidang kesehatan yang paling bagus dibanding lainnya,” ungkap Prof Syaad.
Ketua Yayasan Bina Tani Bagelen Ari Tiasadi menjelaskan, program PK yang ketiga ini sudah mengerucut programnya, bahwa ada suatu target yang jelas, ada gambaran lulusan SMK Kesehatan Purworejo seperti apa, setelah lulus mau kerja dimana, atau mau bekerja sambil kuliah dimana.
“Memang target semua lulusan di SMK Kesehatan Purworejo, bisa bekerja, bisa kuliah dan bisa kerja sambil kuliah di tempat terbaik. Kita membina anak dan orangtua untuk siap menghadapi tantangan didalam pekerjaan,” pungkas Ari. (Jon)
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS