Hari Baik Sepanjang Bulan Agustus Picu Inflasi di Bali

oleh
Ilustrasi upacara keagamaan di Bali - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Provinsi Bali mencatat inflasi sebesar 0,10% (mtm) atau meningkat dibanding bulan sebelumnya yang mencatatkan deflasi sebesar 0,04% (mtm). Secara spasial, inflasi terjadi di Kota Denpasar sebesar 0,12% (mtm), sementara Kota Singaraja mengalami deflasi sebesar 0,06% (mtm).

Secara tahunan, Bali mengalami inflasi sebesar 1,19% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 0,93% (yoy). Namun, tingkat inflasi itu lebih rendah dibandingkan dengan nasional yang sebesar 1,59% (yoy).

Kepala Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali Trisno Nugroho menjelaskan, bulan Agustus 2021 dipercaya sebagai bulan baik bagi masyarakat Bali. Sepanjang bulan Agustus upacara keagamaan di Bali meningkat.

Faktor itu, kata Trisno, mendorong naiknya harga canang sari. Canang sari merupakan perlengkapan keagamaan umat Hindu di Bali untuk persembahan setiap harinya.

“Kelompok barang core inflation mencatat inflasi sebesar 0,30% (mtm), terutama disebabkan oleh naiknya harga canang sari,” kata Trisno Nugroho, Kamis, 2 September 2021.

Beberapa harga kebutuhan pokok seperti, perlengkapan bayi, kopi bubuk dan vitamin, juga mengalami peningkatan harga. Secara tahunan, core inflation Agustus 2021 sebesar 0,30% (yoy), atau meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,12% (yoy).

Sedangkan, kelompok barang administered price mencatat deflasi sebesar 0,08% (mtm). Penurunan harga terutama terjadi pada harga angkutan udara seiring dengan minimnya aktivitas penerbangan ke Bali.

Sebagaimana diketahui, Provinsi Bali selama bulan Agustus 2021 menerapkan PPKM level 4. Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami deflasi sebesar 0,08% (yoy) atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 0,10% (yoy).

Kelompok barang volatile food juga mengalami deflasi sebesar 0,60% (mtm). Penurunan harga terutama terjadi pada komoditas cabai rawit, daging ayam ras, dan cabai merah. Penurunan harga cabai rawit dan cabai merah seiring dengan terjaganya pasokan yang didukung oleh panen di berbagai daerah sentra produksi.

“Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami deflasi sebesar 0,60% (yoy), turun dari bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 0,17% (yoy),” kata Trisno. (Way)

KORANJURI.com di Google News