Guru dan Mutu Pendidikan Bergerak Secara Paralel

oleh
Seminar yang diadakan PGRI Kota Denpasar dalam memperingati HUT PGRI Ke-71 dan Hari Guru Nasional Ke-22. Seminar tersebut bertema ‘Membangkitkan Kesadaran Kolektif Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan’ - foto: Wahyu Siswadi/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Dwiono Irianto, motivator pendidikan asal Yogyakarta menjadi narasumber dalam seminar sehari yang diadakan oleh PGRI Kota Denpasar. Dengan gestur kocak, Dwiono menghipnotis ratusan guru yang menghadiri kegiatan bertema ‘Membangkitkan Kesadaran Kolektif Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan’.

Guru bukan sekadar aktor pendidik yang hanya memberikan kedalaman wawasan kepada siswanya. Namun harus mampu memberikan pendidikan dalam areal yang sangat luas untuk membentuk karakter peserta didik.

“Semangat seorang guru akan memberikan suntikan semangat kepada siswa,” ujar Dwiono di Denpasar, Kamis, 24 November 2016.

Menurutnya, di era modernisasi, guru perlu mengedepankan tata kelola humanisme. Para pengajar ini juga berdiri sebagai pekerja profesional. Sehingga untuk meningkatkan kualitas pendidikan antara guru dan pendidikan harus bergerak secara paralel.

Dibutuhkan social capital atau modal sosial dalam membangun jaringan kerjasama untuk mendapatkan kepercayaan, hubungan normatif maupun kualitas jaringan yang dibangun.

Sementara, ketua PGRI Kota Denpasar, I Ketut Winata mengatakan, perlu ada kesamaan persepsi antar guru untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kualitas pendidikan yang baik, dikatakan Winata, berdampak pada banyak bidang kehidupan.

“Kalau sebelumnya guru memerintah siswa, sekarang sudah tidak lagi. Ini yang kita sebut menyamakan persepsi,” ujar Ketut Winata.

Dalam seminar itu bertindak sebagai moderator adalah mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Eddy Mulya.
 
 
Way

KORANJURI.com di Google News