KORANJURI.COM – Pura Gunung Payung yang terletak di Desa Kutuh, Kuta Selatan akan dikembangkan menjadi kawasan wisata spiritual. Pantai dibawah tebing itu menjadi kembaran pantai Pandawa yang lebih dulu terkenal.
“Masih perlu pematangan lagi terutama dalam segi pendanaan,” terang tokoh Desa Adat Kutuh, I Nyoman Mesir.
Menurut Mesir, disitu perlu ada fasilitas berupa ruang pertemuan berskala besar. Termasuk, pembangunan tembok penyengker dan areal parkir. Wisata spiritual tersebut dimaksudkan untuk menampung umat Hindu dari berbagai daerah yang akan melakukan Tirtayatra.
Seperti diketahui, di sekitar kawasan Pura Gunung Payung juga terdapat pantai yang masih sangat asri dan jarang dirambah wisatawan. Lokasinya berada di bawah Pura dengan anak tangga sebagai akses untuk menuju pantai yang juga disebut Pantai Gunung Payung. Jika ditarik garis lurus, pantai Gunung Payung ini sejajar dengan Pantai Pandawa yang lebih dulu berkembang sebagai obyek wisata baru di Desa Kutuh.
Anak tangga yang menjadi akses menuju pantai tetap akan dipertahankan. Mengingat kondisi geografis disana sudah terbentuk alami seperti yang ada sekarang. Namun, desa yang memiliki wewenang penuh untuk pengembangan, akan membangun sarana jogging track.
“Geografis disana berbeda dengan di Pandawa. Kami tetap akan pertahankan hanya saja ada akan ada penambahan sarana jogging track. Alam disana juga mendukung untuk itu,” ungkap Mesir.
Selama ini, dikatakan Mesir, warga desa Kutuh mengandalkan usahanya dari menanam rumput laut. Namun belakangan, mereka kesulitan mendapatkan bibit ditambah harganya yang semakin melambung. Sehingga banyak yang mengalihkan usahanya ke sektor wisata.
“Tapi saya berharap warga tetap menekuni budidaya rumput laut disamping sektor wisata yang tengah dikembangkan di desa,” kata Mesir.
way