KORANJURI.COM – Diinisiasi oleh Tim Adiwiyata SMPN 15 Purworejo, puluhan ibu-ibu PKK dari RT 01 RW 01, Desa Condongsari, Kecamatan Banyuurip, Purworejo mengikuti Pelatihan Pembuatan Eco Enzym, Jum’at (22/09/2023) siang di aula SDN Condongsari.
Dalam pelatihan yang dibuka secara simbolis oleh Kepala SMPN 15 Purworejo,
Betty Indah Daluliyah, S.Pd., M.M.Pd., ini menghadirkan Endhang Susilowati, S.Pd.Si., selaku Tim Adiwiyata sebagai narasumber.
Dalam paparannya Endhang menjelaskan, bahwa Eco Enzym merupakan cairan yang bisa digunakan sebagai bahan pembersih ataupun penyubur yang berasal dari kulit buah dan sayur.
“Bahan pembuatannya dari limbah atau sampah organik rumah tangga. Jadi limbah yang selama ini terbuang percuma ternyata bisa juga dimanfaatkan,” ujar Endhang di hadapan peserta pelatihan.
Bentuk Eco Enzym berupa cairan ini, sebut Endhang, bisa berfungsi untuk hand sanitizer, pupuk tanaman, pembersih kloset, pengusir tikus/ hama, sabun cuci piring, pembersih sayuran/ buah, obat kumur dan sakit gigi, obat bisul, jerawat, luka gores, detok/ rendam kaki, anti radiasi, pembersih udara, hidroponik, penghilang noda, menyuburkan rambut dan melembabkan kulit.
Cara membuatnya, menurut Endhang, relatif mudah. Bahan-bahan yang diperlukan, bahan gula (tetes tebu, aren), air dan BO, bahan organik yang terdiri dari sampah atau limbah sisa buah dan sayur. Dibuat melalui proses fermentasi selama 3 bulan atau 90 hari, baru bisa digunakan.
“Penggunaannya sedikit. 1 banding 300-500,” ungkap Endhang, yang dalam pemaparannya dibantu dua siswa perwakilan Duta Adiwiyata SMPN 15 Purworejo, Margaretha Asyera Putri dan Viulita Ananda Riyanti.
Kelebihan Eco Enzym yang sering disebut dengan cairan sapu jagad ini, sebut Endhang, banyak manfaatnya, yang mungkin tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri dan lingkungan tapi untuk menjaga kelestarian bumi.
“Jadi kita bisa memanfaatkan limbah rumah tangga yang sangat berguna bagi diri sendiri, keluarga maupun lingkungan. Selama ini, limbah ini hanya menimbulkan masalah. Dengan diolah seperti ini malah memberikan manfaat,” terang Endhang, yang dalam paparannya selain memberikan materi secara teori juga praktek langsung.
Di sela pelatihan, Deti Kurnia, Ketua PKK RT 1 RW 1, Desa Condongsari mengaku sangat senang dengan adanya pelatihan ini. Selain menambah ilmu dan wawasan ibu-ibu, juga menambah pengalaman.
“Ternyata banyak manfaat dari limbah rumah tangga organik yang selama ini terbuang percuma,” ujar Deti.
Dia sangat mengapresiasi langkah SMPN 15 Purworejo dengan Tim Adiwiyatanya, yang telah menularkan ilmunya sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat, khususnya ibu-ibu PKK di wilayahnya.
“Kita berharap, setelah ini berhasil bisa dikembangkan ke pelatihan-pelatihan lainnya,” harap Deti.
Betty Indah Daluliyah, selaku Kepala SMPN 15 Purworejo yang mendampingi selama pelatihan menyambut baik adanya terobosan yang dilakukan jajarannya.
“Saya setuju, karena ini salah satu bagian dari projek sekolah penggerak yang diterima SMPN 15 Purworejo, dengan bakti masyarakat menggunakan ilmu,” ujar Betty.
Tujuannya, kata Betty, selain sebagai bagian dari pelaksanaan program sekolah penggerak, dari sekolah juga ingin membidik anak-anak dengan memberikan keterampilan bisa berbicara di depan umum.
“Kita bekali mereka dengan ilmu dan ketrampilan, baik itu dalam hal komunikasi ataupun praktek baik ke masyarakat,” pungkas Betty. (Jon)
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS