KORANJURI.COM – Memasuki tahun 2020, Bali menghadapi cuaca ekstrim. Dampak yang timbul seperti hujan dengan intensitas tinggi, petir, gelombang pasang, tanah longsor, angin kencang hampir terjadi di seluruh kabupaten/kota se-Bali.
Mengantisipasi kemungkinan bencana, BPBD Provinsi Bali memastikan kesiapan personil, peralatan dan logistik, sarana serta prasarana yang ada.
Sekretaris Daerah Prov. Bali – ex officio Kepala Badan BPBD, Dewa Made Indra didampingi Kalaksa BPBD Provinsi Bali memimpin kegiatan apel yang dihadiri ratusan staf.
Dewa Made Indra menyampaikan agar seluruh staf menjaga semangat dalam bertugas. Ditambahkan, kecepatan menjadi kunci BPBD dalam pelayanan penanggulangan bencana.
Bencana kapan saja dapat terjadi. Sehingga, kerjasama antar lembaga seperti TAGANA, PMI, BMKG, BASARNAS, PUPR, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan hingga BPBD Kabupaten/Kota terus dipupuk dan ditingkatkan dalam kesiapsiagaan bencana.
“Tidak ada tanggal merah, yang ada tanggal hitam dalam penanggulangan bencana, karena urusan bencana urusan kita bersama, jadi harus terus siap siaga,” kata Dewa Made Indra.
Usai apel siaga dilakukan kunjungan ke BPBD Kabupaten Badung, BPBD Kota Denpasar dan Basarnas di Jimbaran. Secara umum, seluruh lembaga sangat siap baik personil, logpal dan sarpras dalam menghadapi bencana.
Dewa Made Indra menghimbau seluruh masyarakat Bali tetap meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi cuaca ekstrem sesuai perkiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG.
Diharapkan pula, masyarakat dapat melakukan upaya mandiri (evakuasi dan menghindar), jika ada potensi ancaman bencana.
“Masyarakat diharapkan selalu mengikuti update informasi yang resmi, dan hubungi call center BPBD Bali & BPBD Kab/Kota Se-Bali jika ada kebencanaan,” jelas Dewa Made Indra. (*)
