BP2MI Gandeng ITB STIKOM Bali Rekrut 3.000 Tenaga Trampil ke Jepang

oleh
Depan dari kiri: Ir. AAN Adhi Jaya. M.Kom (Direktur Poltek G2 Singaraja), Benny Rhamdani (tengah, Kepala BP2MI). Belakang, dari kanan: Dr. Mochamad Naser (Ketua STT Bandung), Dr. Dadang Hermawa (Rektor ITB STIKOM Bali), dan I Made Adi Purwantara (Direktur Poiteknik Nasional Denpasar) - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – ITB STIKOM Bali menjadi salah satu lembaga pendidikan yang menandatangani perjanjian kerja sama dalam merekrut Pekerja Migran Indonesia ke Jepang.

Dalam perjanjian kerjasama dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) itu, ITB STIKOM Bali mendapatkan kuota 3.000 yang calon pekerja yang akan dikirim ke Jepang.

Dijelaskan, kerjasama dilakukan dengan skema G to G melalui BP2MI. Sehingga, tugas ITB STIKOM Bali Group hanya merekrut Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI). Selain itu, juga menyelenggarakan pendidikan atau pelatihan bahasa hingga CPMI mendapatkan sertifkat bahasa sesuai level yang dipersyaratkan.

“Sedangkan pengiriman ke negara tujuan dilakukan oleh BP2MI,” kata Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan yang juga Direktur Utama STIKOM Bali Group di Denpasar, Rabu (22/09/2021).

Dadang menjelaskan, dalam hal ini, pihaknya membagi dalam dua klaster rekrutmen yakni di Bali dan Bandung. Dari masing-masing wilayah itu disiapkan 1.500 CPMI.

Yayasan Widya Darma Santi sendiri memiliki sejumlah lembaga pendidikan di Bali dan Bandung. Di Bali yakni, ITB STIKOM Bali, Politeknik Nasional Denpasar, Politeknik Ganesha, dan STIE BIITM. Sedangkan di Bandung ada Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Bandung.

“Jadi ini peluang bagi para mahasiswa dan alumni ITB STIKOM Bali, Polnas Denpasar, Poltek G2 Singaraja, STT Bandung, SMK TI Bali Global, dan yayasan,” kata Dadang Hermawan.

Dalam laman bp2mi.go.id, kerja sama BP2MI dengan yayasan dan lembaga pendidikan ini sesuai amanat UU No. 18 Tahun 2017 tentang Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk menyiapkan PMI yang terampil dan profesional.

Sebanyak enam yayasan menandatangani MoU tersebut yakni, Yayasan LPPI Bandung, Yayasan Perguruan Teknik Nasional, Yayasan Ganesha Guru Nusantara, Yayasan Widya Dharma Santi, Yayasan Runata, dan Yayasan Amal Salam Pancasila.

Tenaga kerja trampil yang direkrut itu berangkat menggunakan visa Pekerja Berketrampilan Specifik (PBS) atau specified skill worker (SSW). Gaji mereka lebih tinggi dibandingkan menggunakan visa magang.

“Kalau gaji magang per bulan sekitar Rp 10 juta-15 juta, maka dengan visa PBS ini gajinya minimal Rp 22 juta-30 juta per bulan, dan kontraknya 5 tahun,” jelas Dadang Hermawan.

Sementara, Kepala BP2MI Benny Rhamdani menyampaikan, kerja sama ini merupakan wujud kolaborasi antara BP2MI dengan seluruh pihak untuk menangkap peluang kerja di luar negeri bagi PMI.

Pihaknya menyiapkan PMI terampil profesional, salah satunya, dengan penandatanganan nota kesepahaman dan PKS dengan semua pihak. Dikatakan Benny, peluang kerja ini banyak tersedia di Jepang, Korea, juga Jerman.

Ketiga negara tersebut memiliki undang-undang perlindungan warga negara asing yang baik dan memiliki tingkat standar gaji yang tinggi. Sehingga, menjamin keselamatan kesejahteraan para PMI.

“Penempatan ke Korea dan Jepang pada skema G to G ini, memiliki prospek yang luar biasa. Untuk jabatan perawat dan caregiver (pengasuh lansia) dan pada sektor-sektor manufaktur, memiliki gaji yang cukup besar, mencapai Rp 22 juta sampai Rp 30 juta, dengan kontrak kerja sampai dengan 5 tahun,” kata Benny.

Dijelaskan, saat ini kuota bagi PMI di Jepang sebanyak 70.0000. Mari kita manfaatkan semua itu,” tambahnya.

Rekrutmen akan dilakukan hingga Februari 2022. CPMI selama 8 bulan akan dididik untuo penguasaan bahasa Jepang dan mengantongi sertifikasi. Kemudian mereka akan berangkat ke Jepang di akhir tahun 2022. (Way)

KORANJURI.com di Google News