BI Prediksi Cuaca Ekstrim di Bali Berpengaruh Terhadap Inflasi Bulan Januari

oleh
Ilustrasi/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Prediksi cuaca ekstrim yang melanda Bali diperkirakan berpengaruh pada tekanan inflasi di Pulau Dewata. Sesuai dengan pola historisnya, Januari 2023, perlu kewaspadaan seiring risiko rendahnya pasokan komoditas.

Hal itu disebabkan curah hujan dan gelombang laut yang masih tinggi. Di sisi lain, Hari Raya Galungan dan Kuningan pada Januari 2023, berpotensi menyebabkan kenaikan permintaan untuk komoditas canang sari, daging babi, daging ayam dan buah-buahan.

Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, peningkatan cukai rokok sebesar 10% di tahun 2023 berpotensi ditransmisikan pada harga rokok.

“TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota telah melakukan rapat koordinasi persiapan pengendalian pasokan dan harga menjelang HKBN Galungan dan Kuningan yaitu, melalui operasi pasar yang lebih sering dengan skala yang lebih luas,” kata Trisno Nugroho, Selasa, 3 Januari 2023.

Menurut Trisno, untuk memperkuat pelaksanaan operasi pasar, seluruh Perusda pangan se-Bali melakukan kerja sama dan saling melakukan jual beli komoditas pangan sesuai keunggulan tiap-tiap daerah.

Inflasi di Bali pada Desember 2022 meningkat 0,28 %, month to month (mtm) dibanding November. Namun angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi Desember selama 5 tahun terakhir yang sebesar 0,80%, mtm.

Trisno Nugroho menambahkan, gejolak harga diredam dengan menjaga kecukupan pasokan di Bali.

“Terkendalinya inflasi Desember 2022 tidak terlepas dari upaya Tim Pengendalian
Inflasi Daerah (TPID) Provinsi dan Kabupaten/Kota,” kata Trisno, Selasa, 3 Januari 2023.

Secara disagregasi, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 2,10% (mtm), atau meningkat dibandingkan November sebesar 0,26% (mtm). Inflasi volatile food disebabkan oleh kenaikan harga beras, cabai rawit, tomat, dan telur ayam ras.

Trisno mengungkapkan, kenaikan harga beras sesuai dengan pola musiman seiring dengan berakhirnya musim panen. Sedangkan, kenaikan harga cabai dan tomat disebabkan menurunnya produktivitas akibat tingginya curah hujan. Kenaikan harga telur ayam ras terjadi akibat peningkatan permintaan.

Pada kelompok core inflation mengalami inflasi 0,18% (mtm) dan melambat dibandingkan bulan November sebesar 0,42% (mtm). Tekanan inflasi pada kelompok core inflation bersumber dari kenaikan harga emas seiring kenaikan harga emas dunia.

Canang sari juga menyumbang terjadinya inflasi. Hal itu dipicu permintaan menjelang upacara keagamaan di Bali.

“Kenaikan harga nasi beserta lauk juga berimbas akibat kenaikan harga beras dan telur ayam,” kata Trisno.

Pada kelompok administered prices (AP) mengalami inflasi sebesar 0,17% mtm, atau
meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar -0,22% (mtm).

Inflasi pada administered prices disebabkan oleh kenaikan tarif angkutan udara pada periode high season libur sekolah akhir tahun dan perayaan hari libur Natal dan Tahun Baru.

“Kenaikan harga rokok putih masih dipengaruhi oleh kebijakan kenaikan cukai rokok,” kata Trisno. (Way)

Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS

KORANJURI.com di Google News