KORANJURI.COM – Kelompok radikal tiba-tiba menyerang di bandara Ngurah Rai dan melakukan penyanderaan. Situasi mencekam. Suara tembakan dan ledakan bom terdengar memicu kepanikan orang-orang yang berada di areal bandara.
Sejumlah orang disandera hingga jatuhnya korban 7 luka-luka dan 5 meninggal dunia. Para teroris ini meminta 3 syarat untuk dipenuhi pemerintah yakni, meminta disediakan pesawat khusus untuk melarikan diri, meminta sejumlah uang dan pembebasan anggota kelompok radikal yang ditahan pemerintah Indonesia.
Tim Jihandak dan Wanteror Brimob Polda Bali disiagakan. Negosiasi pun dilakukan untuk memastikan tawanan yang masih berada dalam penguasaan teroris tetap aman.
Koordinasi dengan berbagai pihak akhirnya berhasil melumpuhkan para kelompok radikal yang menguasai bandara Ngurah Rai.
Simulasi penanggulangan terorisme dalam rangka peringatan 15 tahun kerjasama internasional itu diinisiasi oleh Polda Bali. Kapolda Bali, Irjen Pol. Petrus R. Golose mengatakan, Bali membutuhkan kerjasama internasional untuk penanganan terorisme.
“Latihan ini sekaligus untuk persiapan Bali sebagai tuan rumah IMF-World Bank tahun depan (2018),” jelas Kapolda Bali, Irjen Pol. Petrus R. Golose di wilayah Bandara Ngurah Rai, Jumat, 17 November 2017.
Selain itu, kata Kapolda, pihaknya pada Januari mendatang akan menerima tim pengamanan dari IMF-World Bank.
Simulasi penanganan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari 20 negara, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, Pangdam IX/Udayana, Mayjend Komaruddin Simanjuntak termasuk sejumlah tokoh agama. (*)