KORANJURI.COM – Pelaku pariwisata Bali merasakan penurunan wisatawan. Tokoh pariwisata Bali Gede Wirata mengatakan, saat ini seharusnya Bali berada dalam eforia kunjungan wisatawan.
Namun gejolak politik yang terjadi di negara-negara Eropa sangat berpengaruh terhadap mobilisasi wisatawan asing ke Bali.
Kondisi itu juga ditambah dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang disebutkan kurang memperhatikan Bali.
“Dalam kapasitas Bali sebagai penghasil devisa kurang diperhatikan. Saya tidak menyatakan kekeliruan dalam menempatkan menteri-menterinya, yang cenderung harus belajar banyak,” kata Gede Wirata, Jumat, 4 April 2025.
Menurutnya, Bali masih menjadi destinasi terbaik di dunia. Pulau Dewata juga menjadi tempat menjalin keharmonisan dari dari seluruh dunia, Barat sampai ke Timur. Banyak hal yang dimunculkan dari Bali.
Dirinya berharap, ada perubahan kabinet yang menempatkan tokoh asal Bali yang mengerti dan memahami bagaimana Bali akan dikembangkan.
“Yang tentu paham soal infrastrukturnya, baik itu jalan, underpass, kita menginginkan itu,” kata Gede Wirata.
Di sisi lain, dirinya juga menyoroti jalan tol Mengwi-Gilimanuk yang sudah terpental dari proyek strategis nasional (PSN). Gede Wirata masih meyakini, dalam 5 tahun ke depan jalan tersebut akan berlanjut.
“Pak Prabowo tidak menutup kemungkinan mewujudkan keinginan masyarakat Bali, jalan tol Mengwi-Gilimanuk, ini akan segera dipenuhi oleh beliau, sebelum 5 tahun berakhir,” jelas Gede Wirata.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali IB Agung Partha Adnyana mengatakan, wisman yang berkunjung ke Bali periode Januari-Februari 2025 cenderung stabil.
Hanya saja, fluktuasi jumlah wisatawan mengalami penurunan dan kenaikan yang kurang signifikan.
“Untuk Sanur berkisar 62% tingkat okupansi. di bulan Januari kita naik kurang lebih 20%, Februari kita turun sedikit, finalnya masih dihitung, karena masih data sementara,” kata Agung Partha.
Menurutnya, Bali masih menjadi destinasi favorit turis asing dan wisatawan Nusantara. Namun, tahun ini ia melihat ada penurunan untuk wisatawan domestik di periode triwulan pertama tahun 2025.
“Kalau wisatawan domestik itu kebanyakan the last minute mereka memesan tiket dan bergantung harga tiket pesawat,” ujarnya.
Wahana Baru Belum Cukup Mendongkrak Kunjungan Wisatawan

Kepala Divisi Humas Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tanah Lot I Putu Erawan mengatakan, libur akhir tahun diperkirakan mempengaruhi penurunan kunjungan wisatawan di Tanah Lot.
Pasalnya, saat itu kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintahan baru yang terpilih belum berlaku. Namun, setelah tahun anggaran baru berjalan, efisiensi anggaran ditambah gejolak politik global, berdampak sangat tajam terhadap penurunan kunjungan ke Bali. Destinasi Tanah Lot ikut terdampak.
“Ada sedikit penurunan kunjungan dibandingkan tahun 2024, mungkin itu disebabkan karena liburan Idul Fitri berdekatan dengan Nyepi, dan dekat dengan libur tahun baru kemarin,” kata Putu Erawan.
Data kunjungan ke DTW Tanah Lot pada Kamis (3/4/2025) kemarin tercatat 8.368 orang. Jumlah itu terdiri dari wisman anak-anak 80 orang dan dewasa 1.625 orang. Wisatawan domestik anak-anak 619 orang dan dewasa 6.044 orang.
Untuk menghadapi libur panjang dan cuti bersama Idul Fitri, pengelola DTW Tanah Lot sendiri telah mempersiapkan beberapa wahana baru diantaranya, spot foto yang dengan panorama sunset dan deburan ombak.
Namun, wahana yang diharapkan menjadi daya tarik di destinasi wisata dan Pura kuno di Bali itu, belum cukup untuk mendongkrak kunjungan wisatawan.
“Jadi mereka (liburan) sebelumnya sudah berkunjung ke tanah lot. Tapi tahun ini, kami menambah hiburan, joged bumbung, tarian juga ada pembagian suvenir kepada pengunjung,” ujar Putu Erawan. (Way)