UPMI Bali Buka Jalur RPL untuk Praktisi Hingga Peserta Pendidikan Non Formal

oleh
Rektor Universitas PGRI Mahadewa Indonesia Bali Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, SH., M.Hum. - foto: Ist.

KORANJURI.COM – Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali kembali menerima jalur Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) di tahun ajaran baru 2025/2026. RPL merupakan jalur yang ditempuh mahasiswa dari pengalaman non formal yang diakui sebagai dasar untuk melanjutkan Pendidikan formal.

Rektor Universitas PGRI Mahadewa Indonesia Bali Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, SH., M.Hum. mengatakan, kampus UPMI Bali telah mengembangkan jalur RPL ini sejak dua tahun lalu.

“Sekarang tahun kedua kami menyelenggarakan jalur RPL, yang bisa di RPL kan ini, pertama lulusan Pendidikan non formal seperti lembaga kursus, pelatihan kerja bersertifikat, itu yang bisa di RPL kan, karena mereka sudah punya skill,” kata Made Suarta, Jumat, 20 Juni 2025.

Selain itu, para pekerja profesional yang bertahun-tahun menekuni bidang tertentu, pengalamannya juga dapat dikonversi dalam satuan kredit semester (SKS) melalui jalur RPL. Made Suarta mengatakan, praktisi dengan pengalaman kerja minimal lima tahun dapat menempuh jalur RPL.

“Di sini dia hanya berproses mencari ilmunya saja, karena sudah berpengalaman sebagai praktisi. Selanjutnya, alumni D3 yang ingin melanjutkan ke S1. Jalur RPL ini sudah dibuka bersamaan dengan penerimaan mahasiswa baru tahun ini,” kata Made Suarta.

Tamatan sarjana muda yang ingin mencapai gelar sarjana penuh atau S1 ini masuk dalam kategori RPL jenis IV. Dengan syarat, disiplin ilmunya harus sejalur dengan jurusan yang diambil saat menempuh studi diploma tiga.

Termasuk, mahasiswa pindahan atau mereka yang putus studi. Tidak jarang, kata Rektor UPMI, karena alasan tertentu mahasiswa tidak dapat melanjutkan lagi studinya. Mereka yang pernah kuliah tapi tidak selesai dapat dilanjutkan melalui jalur RPL ini.

“Mata kuliah yang sudah ditempuh bisa dilanjutkan lagi, biasanya dari D1, D2 atay D3, mata kuliah yang sudah ditempuh tidak terbuang sia-sia,” ujarnya.

Profesi lain yang dapat menempuh jalur RPL adalah tenaga pendidik guru. Tenaga pendidik yang telah bertahun-tahun mengajar dapat melanjutkan pendidikannya melalui jalur pengakuan itu.

Made Suarta menambahkan, melalui jalur RPL ini pemerintah telah memberikan kemudahan Masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Dirinya meyakini dengan memperbaiki kualitas pendidikan akan berdampak pada perubahan pola pikir yang secara langsung merubah kualitas hidup.

Di sisi lain, Made Suarta juga sangat mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi Bali melalui program ‘satu keluarga satu sarjana’. Dirinya menyatakan, kampus UPMI menyiapkan kuota 100 mahasiswa dari program yang digagas Gubernur Bali Wayan Koster itu.

“Ini kuota tertinggi yang sanggup dipenuhi oleh perguruan tinggi yang mendukung program pemerintah daerah ‘satu keluarga satu sarjana’. Untuk perguruan tinggi lain rata-rata 20-25 mahasiswa,” kata Made Suarta.

“Ini semua kebijakan yang memudahkan masyarakat mendapatkan Pendidikan layak, dan gratis, disamping itu juga dapat uang saku,” tambahnya.

UPMI sendiri selama ini sudah mengembangkan program beasiswa untuk jurusan tertentu seperti Sendratasik atau Seni, Drama, Tari dan Musik.

“Jadi program-program beasiswa ini sudah dikembangkan di kampus UPMI, buat kami di sini tidak ada kendala karena itu saya siapkan kuota 100 mahasiswa untuk program ‘satu keluarga satu sarjana’,” jelas Rektor UPMI Bali. (Way)