The Last Hope, Lari Marathon 466 Km Kampanyekan Bali Bersih Sampah Plastik

oleh
Yansyah (kiri) pelari utama dalam event The Last Hope, Penglingsir Puri Ageng Blahbatuh Anak Agung Ngurah Kakarsana (tengah) dan Project Leader dari theparahita.org, IGAA Jezy, Bsc. (kiri) - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – The Last Hope menjadi event sport tourism yang digelar sebagai kampanye lingkungan. Dalam marathon sejauh 466 kilometer keliling Bali itu, Yansyah seorang pegiat lingkungan akan berlari tunggal selama 13 hari melewati 39 etape.

Event yang akan dimulai pada 27 September hingga 9 Oktober 2021 itu diinisiasi oleh organisasi nirlaba Mulung Parahita yang bergerak dalam sirkular ekonomi daur ulang sampah.

Selama event berlangsung, relawan yang ikut serta dalam kegiatan akan memungut sampah di sepanjang etape yang dilewati.

“Kenapa pilih tema ‘the last hope’, ini sebuah analogi, harapan terakhir bukan sekedar harapan, tapi langkah nyata untuk memulai hari ini tanpa merusak masa depan,” kata Yansyah di Puri Blahbatuh, Gianyar, Jumat, 13 Agustus 2021.

39 etape yang akan disinggahi dimulai dari Puri Agung Blahbatuh, Gianyar, Klungkung, Karangasem, Buleleng, Jembrana, Tabanan, Badung dan Kota Denpasar. Jarak setiap etape rata-rata sejauh 15-35 km.

Event marathon ini juga terbuka untuk volunteer dari seluruh Indonesia untuk mengikuti lari dari tempatnya masing-masing. Pendaftaran untuk volunteer bisa diakses melalui laman Relawan Last Hope.

“Diperkirakan ada 10 ribu relawan yang mengikuti acara ini secara virtual run dari daerah masing-masing,” tambah Yansyah.

Pembina Mulung Parahita Anak Agung Ngurah Kakarsana menekankan, sampai saat ini Bali masih menyimpan pesonanya sebagai pulau eksotis yang dimintai wisatawan asing. Namun, isu sampah menjadi persoalan yang harus diselesaikan melalui gerakan nyata.

“Di masa pandemi ini, pariwisata Bali menurun drastis, semangat warga melesu,” kata Anak Agung Ngurah Kakarsana.

Sebagai penglingsir atau sesepuh Puri Ageng Blahbatuh, ia bersama Mulung Parahita membuat gerakan Bali Green Circular Economy.

Mulung memanfaatkan potensi yang ada di setiap Desa yakni melakukan daur ulang sampah plastik yang menurun. Dalam catatannya, penggunaan plastik sekali pakai meningkat di masa pandemi.

“Kita ajak warga untuk mengumpulkan sampah plastik dengan timbal balik, warga mendapatkan manfaat ekonomi. Warga pun akan bersemangat lagi untuk
bekerja, dan harapan baru akan tumbuh,” kata Anak Agung Ngurah Kakarsana. (Way)

KORANJURI.com di Google News