Temui Cok Pemecutan, Wedakarna: Tidak Ada Statement Saya Tolak Ustad Somad

oleh
Pertemuan antara Cokorda Pemecutan XI bersama anggota DPD Bali, Ngurah Arya Wedakarna dan Penglingsir Puri Gerenceng Anak Agung Ngurah Agung di Puri Pemecutan - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Polemik kehadiran Ustad Abdul Somad dalam safari dakwah di Bali masih terus bergulir. Bahkan, 7 orang dikabarkan dilaporkan ke Mabes Polri terkait tudingan persekusi kepada Ustad Abdul Somad. Salah satu yang dilaporkan ke polisi adalah senator asal Bali, I Gusti Ngurah Arya Wedakarna.

Sejumlah pihak pun berusaha meredam kasus itu. Ngurah Arya Wedakarna menemui raja Bali Ida Cokorda Pemecutan XI bersama sejumlah tokoh, termasuk tokoh Puri Gerenceng, Anak Agung Ngurah Agung dan sejumlah tokoh muslim lainnya di Puri Pemecutan, Rabu, 13 Desember 2017.

Dalam pertemuan itu, Wedakarna membantah tudingan bahwa dirinya terlibat dalam penolakan safari dakwah Ustad Abdul Somad di Bali.

“Kehadiran saya disini sebenarnya untuk membuktikan tidak ada benturan. Tapi sepertinya ada yang berusaha membenturkan kami,” kata Wedakarna, Rabu, 13 Desember 2017.

Wedakarna menambahkan, selama ini dirinya tidak ada persoalan dengan umat muslim.

“Kami adalah pendukung NKRI, pendukung Pancasila, pendukung UUD 45 dan pendukung Kebhinekaan,” jelas Arya Wedakarna.

Ketika Ustad Somad melakukan safari dakwah di Bali, dirinya tengah berada di pos pengungsian Gunung Agung. Jadi menurutnya, pernyataan yang menyebutkan ia menolak kedatangan Ustad Somad, tidak benar.

“Tidak ada satu pun statement dari saya menolak atau mempermasalahkan kedatangan Ustad Abdul Somad,” terang Wedakarna.

Sebagai pejabat negara dan wakil rakyat, kata Arya Wedakarna, dirinya meredam gejolak sosial di masyarakat. “Saya justru awam dengan figur Ustad Somad. Jadi saya agak kaget ketika dihubung-hubungkan dengan permasalahan itu,” kata Arya Wedakarna.

Terkait pelaporan atas dirinya ke Mabes Polri dan Badan Kehormatan Dewan, Arya Wedakarna menilai, persoalan yang ada sudah melebar. Wedakarna juga menambahkan, pihak-pihak yang melakukan ‘persekusi’ sebaiknya diproses secara hukum.

“Saya ksatria saja. Saya cukup banyak mendapatkan dukungan. Karena secara bukti tidak ada keterlibatan saya. Tapi jika memang ada yang bersuara silakan saja diproses,” tegas Wedakarna.

Seperti diketahui, Raja Pemecutan Ida Cokorda Pemecutan XI dan Penglingsir Puri Gerenceng, Anak Agung Ngurah Agung, mendampingi safari dakwah Ustad Abdul Somad di Masjid An-nur dan Masjid Baiturrahmah, Denpasar. Ngurah Arya Wedakarna mengakui, kehadiran Cokorda Pemecutan untuk meredam gejolak yang ada.

Sementara, Cokorda Pemecutan XI, menyatakan kesiapannya menjadi saksi jika pelaporan atas Ngurah Arya Wedakarna berlanjut ke proses hukum.

“Saya tahu Wedakarna tidak ada di lokasi saat kejadian. Saya siap jadi saksi kalau dibutuhkan. Anda tidak usah khawatir,” ucap Cokorda Pemecutan saat menemui Ngurah Arya Wedakarna. (Way)

KORANJURI.com di Google News