SMPN 10 Purworejo Gelar Festival Budaya Nusantara Dalam Rangka P5

    


Penampilan salah satu kelas 7 dalam Festival Budaya Nusantara yang digelar SMPN 10 Purworejo dalam rangka P5, Sabtu (18/02/2023) - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – SMPN 10 Purworejo yang beralamat di jalan raya Kutoarjo-Ketawang, tepatnya di Desa Dukuhdungus, Grabag, menggelar Festival Budaya Nusantara, Sabtu (18/03/2023), di aula setempat.

Dalam kegiatan yang diikuti oleh siswa kelas 7 ini, dibuka secara resmi oleh kepala sekolah, Kasinah, S.Pd., M.M., yang dalam kesempatan tersebut sangat mengapresiasi adanya Festival Budaya Nusantara tersebut, yang diselenggarakan dalam rangka Projek P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).

Mengutip pendapat Ki Hajar Dewantara, Kasinah menyebut, perlulah anak-anak Taman Siswa kita dekatkan hidupnya kepada perikehidupan rakyat, agar supaya mereka tidak hanya memiliki pengetahuan saja tentang hidup rakyat. Akan tetapi, juga dapat mengalaminya sendiri dan kemudian tidak hidup berpisahan dengan rakyatnya.

“Jadi dari pernyataan Ki Hajar Dewantara itu, dengan adanya P5 ini diharapkan kita dapat menginspirasi peserta didik untuk berkontribusi bagi lingkungan sekitar. Bagi pekerja di dunia modern, keberhasilan menjalankan projek akan menjadi prestasi dalam skema kurikulum pelaksanaan P5,” ujar Kasinah.

Menurut Yuyun Nur Arifah, S.Pd., selaku Ketua Projek P5, kegiatan Festival Budaya Nusantara tersebut digelar sebagai puncak acara P5 bertema Bhinneka Tunggal Ika. Dalam festival ini pihaknya mencoba menyajikan budaya-budaya daerah yang ada di Indonesia, mulai dari pulau Sumatera sampai Papua.

“Dalam festival ini, anak-anak menampilkan tarian daerah, lagu daerah, kemudian ada fashion show busana adat, yang dilanjutkan dengan representasi budaya,” jelas Yuyun di sela kegiatan.

Jadi, kata Yuyun, hal-hal yang khas dari tiap daerah itu ditampilkan. Misalnya seperti daerah Sumatera yang identik atau khas dengan danau Toba-nya. Ditampilkan juga replika-replika rumah adat serta makanan-makanan tradisionalnya.

Selain penampilan dalam festival, tiap kelas juga membuka stand-stand sederhana, yang menyajikan makanan khas dan senjata tradisional dari masing-masing daerah.

Tercatat, ada 8 penampilan seni budaya dan kesenian dari 8 daerah yang ditampilkan masing-masing kelas dalam festival Budaya Nusantara tersebut, diantaranya dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Papua, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku.

Pembukaan Festival Budaya Nusantara oleh Kepala SMPN 10 Purworejo, Kasinah, S.Pd., M.M., Sabtu (18/03/2023) - foto: Koranjuri.com

Pembukaan Festival Budaya Nusantara oleh Kepala SMPN 10 Purworejo, Kasinah, S.Pd., M.M., Sabtu (18/03/2023) – foto: Koranjuri.com

“Untuk proses projek ini dilaksanakan selama 2 minggu dengan 14 hari aktif. Yang dilakukan siswa, pada sesi pertama sebelum PTS selama satu minggu, anak menentukan daerah yang mau ditampilkan. Mereka berdiskusi lalu secara berkelompok sesuai job diskripsi masing-masing menyiapkan untuk persiapan pentas di minggu berikutnya,” terang Yuyun.

Sebelum acara puncak yang dilakukan secara bersamaan ini, diawali dengan pentas perkelas di hari Senin (13/03/2023) hingga Kamis (16/03/2023). Dan dihari Jum’at (17/03/20922) dilakukan gladi bersih dan pembuatan stand, serta persiapan lainnya. Di hari Senin (20/03/2023) dan Selasa (21/03/2023), ada kegiatan refleksi dan pembuatan laporan.

Selama proses pengerjaan projek, kata Yuyun, ada penilaian yang dimulai sejak awal (perencanaan). Yang dinilai, perkembangan anak selama mengikuti proses dari penentuan projek hingga puncak kegiatan dengan penampilan produk. Dalam penyampaian laporan yang dibuat dalam bentuk tertulis serta video juga dinilai.

“Pada saat persiapan, bapak ibu guru fasilitator juga melihat apakah siswa bekerja sesuai job diskripsinya atau tidak. Jadi perkembangan siswa selama mengikuti projek dinilai. Misal waktu awal masih malu-malu, kedepannya ada perkembangan atau tidak, itu yang dinilai,” ungkap Yuyun.

Tujuan dari Projek P5 Bhinneka Tunggal Ika ini, kata Yuyun, sebenarnya pihaknya ingin siswa kenal dan tahu dengan ragam budaya dan kesenian yang ada di Indonesia, serta mencintainya. Karena selama ini anak-anak justru lebih suka dan mengenal budaya barat.

“Harapannya, anak-anak Indonesia kedepannya mampu memperkenalkan budaya kita ke masyarakat sehingga budaya Indonesia dikenal luas,” pungkas Yuyun sambil menyebut, selama pelaksanaan projek ada nilai-nilai karakter yang ditanamkan, yakni kreativitas dan kebhinekaan global dengan saling menghormati keragaman budaya. (Jon)

Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS