Sastrawan Junaedi Setiyono Raih Hadiah Sastra Mastera dari Malaysia

oleh
Junaedi Setiyono, sastrawan Purworejo dan juga dosen UM Purworejo, penerima hadiah Sastra Mastera Tahun 2020 - foto: Sujono/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Prestasi membanggakan diraih sastrawan dari Purworejo, Dr Junaedi Setiyono, MPd. Junaedi yang juga dosen Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) itu berhasil meraih Hadiah Sastra Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) Tahun 2020, atas novelnya yang berjudul ‘Dasamuka’ versi Bahasa Inggris terbitan Dalang Publishing tahun 2017.

Informasi tersebut diterima oleh Junaedi Setiyono belum lama ini. Namun, belum diketahui secara pasti terkait waktu dan teknis penganugerahannya.

“Penghargaan ini bermanfaat bagi kemajuan sastra Indonesia. Dan menulis karya sastra yang baik saya yakin adalah termasuk kebaikan. Semoga dapat menginspirasi sastrawan muda Indonesia, generasi setelah saya, untuk semakin giat menulis,” ujar Junaedi, Minggu (01/08/2021).

Novel “Dasamuka” merupakan novel ketiga Junaedi Setiyono yang versi Bahasa Indonesianya juga pernah dinobatkan sebagai Pemenang Unggulan Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta 2012. Sebelumnya, dua novel yang ia terbitkan juga menasional.

Novel pertamanya berjudul “Glonggong” menjadi pemenang Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2006 dan finalis Khatulistiwa Literary Award 2008. Novel keduanya “Arumdalu” menjadi Nomine Khatulistiwa Literary Award 2010.

Karya terbaru Junaedi berjudul ‘Tembang dan Perang’ terbitan PT Kanisius tahun 2020, juga diterjemahkan dalam Bahasa Inggris oleh Dhalang Publishing dengan judul ‘Panji’s Quest’.

Endorsement ditulis oleh tokoh-tokoh kondang di bidang sastra budaya Indonesia, yakni Lydia Kieven (Jerman), Kathy Folley (Amerika), dan Eka Budianta (Indonesia). Rencananya, peluncuran akan dilakukan di KJRI San Fransisco Amerika Serikat.

“Alhamdulillah Tembang dan Perang sudah selesai diterjemahkan dan insya-Allah sekarang sudah naik cetak,” ungkapnya.

Abdul Rohim, SAg, MHum, Peneliti Ahli Muda di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) selaku Ketua Sekretariat Mastera Indonesia, saat dikonfirmasi membenarkan informasi itu.

Menurutnya, ada 2 kategori penerima hadiah pada Mastera Tahun 2020, yakni Sastra Kreatif dan Sastra Nonkreatif. Junaedi Setiyono terpilih pada kategori Sastra Kreatif. Sementara untuk Kategori Sastra Nonkreatif terpilih Abdul Wachid Bambang Suharto dari Kabupaten Bantul DIY dengan karya esai berjudul ‘Sastra Pencerahan’ terbitan Basabasi tahun 2019. Abdul Wachid juga tercatat sebagai dosen di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto).

“Untuk tahun 2020 kami panitia bersama pakar Mastera Indonesia dari kalangan sastrawan dan akademisi mencari atau memantau sendiri karya-karya yang memenuhi persyaratan. Dari Sekitar 200 karya fiksi dan 150-an karya nonfiksi, muncul dua pemenang tahun 2020 dari Mastera Indonesia yaitu Pak Junaedi dan Pak Abdul Wachid BS,” sebut Abdul Rohim yang juga menjadi Tim Penilai Mastera Indonesia.

Kriteria penilaian Mastera Tahun 2020 terdiri atas berbagai aspek. Pertama, karya yang dinilai terbitan 4 tahun terakhir, yakni tahun terakhir Malaysia memberikan hadiah. Kedua, karya asli (bukan terjemahan). Ketiga, ditulis oleh orang Indonesia dan dalam bahasa Indonesia. Keempat, karya yang diterbitkan dalam bentuk buku. Kelima, karya bernuansa pembaharuan dan belum pernah memperoleh penghargaan yang sejenis.

“Karya juga harus memperlihatkan konvensi kultur budaya setempat. Hadiah diprioritaskan kepada pengarang yang belum pernah mendapatkan penghargaan tanpa mengabaikan segi kualitas,” lanjutnya.

Terkait penghargaan, Abdul Rohim menyatakan bahwa hadiah Mastera Tahun 2020 ini akan diberikan oleh Mastera Malaysia. Namun, belum diketahui secara pasti mengenai bentuk, jumlah, serta teknis penyerahannya.

“Karena sudah tertunda dua tahun, pemberian hadiah Mastera tahun ini tampaknya akan diberikan simbolis, tanpa mengundang pemenang ke Malaysia,” pungkas Abdul Rohim. (Jon)

KORANJURI.com di Google News