KORANJURI.COM – Jumlah pengguna pembayaran non tunai QRIS di provinsi Bali menyentuh angka 322.834 merchant. Mayoritas penggunanya merupakan merchant kategori usaha mikro dengan pangsa 52,1%.
“Umumnya berada di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung,” kata Kepala KPwBI Bali Trisno Nugroho, Selasa, 28 September 2021.
Jumlah merchant tumbuh sebesar 85% dibandingkan dengan awal tahun 2021. Dari jumlah itu, Provinsi Bali masuk dalam daftar 10 Provinsi dengan jumlah QRIS terbanyak secara nasional. Prosentasenya mencapai 89% dari target 363.100 di tahun 2021.
Demi mengembangkan dan merawat para pengguna QRIS, Bank Indonesia secara rutin melakukan sosialiasi dan edukasi ke masyarakat.
Trisno mengatakan, QRIS menjadi kanal pembayaran non-tunai berbasis digital. Aplikasi transaksi non tunai besutan BI itu, menjadi solusi dalam melakukan transaksi pembayaran nir-sentuh yang cepat, mudah, murah, aman dan handal.
“Kita tidak memerlukan kontak fisik baik secara langsung maupun tidak langsung antar pengguna,” jelasnya.
Bank Indonesia berharap, masyarakat tetap menggunakan rupiah dalam bertransaksi. Bank Indonesia juga terus menghimbau agar masyarakat terus berperan dalam menjaga kualitas fisik uang rupiah yang beredar.
Edukasi diselenggarakan bersamaan dengan peresmian Lapangan Tembak Korem Wirasatya dan Peresmian Soedirman Shooting Club (SSC), Selasa, 28 September 2021.
Trisno mengungkapkan, kewajiban penggunaan rupiah mengandung makna yang dalam. Mengingat, dengan menjaga stabilitas uang nasional berarti menjaga martabat rupiah.
“Dengan menggunakan setiap transaksi, akan berdampak pada kepercayaan global terhadap rupiah dan perekonomian nasional,” jelasnya.
Sementara, pada periode Januari hingga Agustus 2021 Bank Indonesia telah melakukan pemusnahan uang lusuh dari masyarakat sebanyak Rp 2.017 miliar dan menggantinya dengan uang baru. (Way)
