Pj. Gubernur Bali Kunjungi SMA/SMK Bali Mandara, Sekolah Berprestasi di Bali Utara

oleh
Pj. Gubernur Bali SM Mahendra Jaya mengunjungi SMA/SMK Bali Mandara di Kubutambahan, Buleleng, Sabtu (12/10/2024) - foto: dok. Diskominfos Bali

KORANJURI.COM – Pj. Gubernur Bali SM Mahendra Jaya dan drg. Ida Mahendra Jaya mengunjungi SMA/SMK Bali Mandara di Kubutambahan, Buleleng, Sabtu (12/10/2024).

Saat bertemu dengan Kepala SMA Negeri Bali Mandara Ni Made Sri Narawati dan Kepala SMK Negeri Bali Mandara Ketut Susila Widiarsana, Mahendra Jaya kagum dengan prestasi yang ada.

“Saya sangat bangga selama ini SMA/SMK Bali Mandara berhasil menorehkan prestasi nasional maupun internasional,” kata Mahendra Jaya.

Dengan prestasi yang diraih, Mahendra Jaya mengatakan, SMA/SMK Negeri Bali Mandara pantas menjadi percontohan bagi sekolah-sekolah lainnya.

Ia mengajak para siswa berani bermimpi dan berani mewujudkannya. Menurutnya, mimpi harus diperjuangkan.

“Memang prosesnya tidak mudah, tapi harus diperjuangkan. Saya yakin kalian akan menjadi luar biasa. Saya percaya, semesta akan merestui dan memudahkan siswa-siswi SMA/SMK Negeri Bali Mandara untuk mewujudkan,” ujarnya.

Pj. Gubernur Bali memberikan pesan agar para siswa menjaga diri dan tidak melupakan orang tua serta keluarga.

“Kalian harus selalu ingat dan mendoakan orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kalian,” ujarnya.

Sementara, Kepala SMA Negeri Bali Mandara, Ni Made Sri Narawati mengatakan, sekolah tersebut mengelola layanan umum/reguler untuk kelas 11 dan 12.

Selain itu, sekolah tersebut juga memberikan akses kepada siswa-siswi tamatan SMP/MTs di Provinsi Bali yang berprestasi, tapi berasal dari ekonomi menengah ke bawah.

“Akses itu kami berikan untuk siswa kelas 10,” kata Sri Narawati.

Sluruh siswa yang diterima melalui jalur seleksi beasiswa penuh dari Pemerintah Provinsi Bali, diwajibkan tinggal di asrama.

Sri Narawati menambahkan, siswa-siswi di SMA/SMK Negeri Bali Mandara berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Oleh karena itu, langkah pertama yang diambil adalah mengajak mereka untuk berani bermimpi.

“Mereka menuliskan apa tujuan hidup dan cita-cita mereka. Impian yang telah tertulis di secarik kertas itu dimasukkan ke dalam botol kecil yang disebut time capsule,” kata Sri Narawati.

“Botol itu kemudian kami simpan dalam kotak yang disebut the calling chest. Itulah yang mereka kejar selama tiga tahun menjadi murid di sekolah ini,” jelasnya. (*/Way)

KORANJURI.com di Google News