PHMB: Semua Komponen Bersatu Antisipasi Gerakan Radikal

oleh
Penglingsir Puri Gerenceng yang juga tokoh PHMB bersama Ustad Wijayanto yang mengisi acara Maulid Nabi di Kabupaten Badung, Selasa, 13 Desember 2017 - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Mengantisipasi gerakan radikal dan terorisme, pendiri Perhimpunan Hindu Muslim Bali (PHMB), Anak Agung Ngurah Agung sepakat jika kewaspadaan harus ditumbuhkan dari tingkat bawah atau di masyarakat.

Selain itu, gerakan tersebut juga perlu didukung oleh pemerintah di tingkat daerah. Pemerintah, menurut AA. Ngurah Agung memiliki organ yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.

“Semua komponen harus bersatu sesuai peran masing-masing. Pemerintahan tingkat desa hingga kecamatan perlu bergerak aktif dengan tetap mengedepankan humanisme,” jelas tokoh Puri Gerenceng Denpasar ini.

Jika di luar Bali ada gerakan Siskamling, Bali juga memiliki perangkat keamanan adat yang disebut Pecalang. Perangkat keamanan yang ada di setiap desa di Bali, menurutnya, sangat efektif jika bergerak aktif untuk memberikan pengayoman sekaligus memantau situasi.

“Kejadian terorisme, selain menebar ketakutan dan menciptakan situasi tidak aman. Apalagi selalu menimbulkan korban warga tak berdosa,” ujarnya.

Ngurah Agung menegaskan, agama tidak pernah mengajarkan untuk berbuat tidak baik, terlebih lagi sampai menghilangkan nyawa orang-orang tidak berdosa. Bali dikenal sebagai pulau dengan toleransi beragama yang tinggi.

Hindu dan Muslim yang ada di Pulau Dewata sejak lama sudah saling menghargai satu sama lain, demikian pula dengan pemeluk agama lain.

“Jangan sampai ulah kelompok-kelompok tertentu akan memecah kerukunan antar umat beragama dan parahnya, memicu disintegrasi bangsa,” jelas Ngurah Agung.

Peristiwa terorisme, dikatakan Anak Agung Ngurah Agung juga berdampak langsung terhadap kunjungan wisatawan ke Bali.

“Bali mengandalkan kunjungan wisatawan. Kalau situasi negara tidak kondusif, kunjungan wisatawan juga akan turun,” jelasnya demikian. (Way)

KORANJURI.com di Google News