Perpanjangan Operasi Ketupat 2021, Upaya Polri Membendung Klaster Mudik

oleh
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus - foto: Bob/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Bercermin dari kejadian tahun sebelumnya, arus balik lebaran berkontribusi pada penambahan kasus positif Covid-19. Potensi penularan pada kluster mudik itu diantisipasi oleh Polda Metro Jaya, Kodam Jaya dan Pemprov DKI.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, Kepolisian melakjkan perpanjangan Operasi Ketupat Jaya 2021 hingga Senin (24/5/2021) 2021. Perpanjangan itu menambah titik penyekatan.

“Sebelumnya 12 titik kemudian ditambah 3 titik di terminal Tanjung Priok dan Kampung Rambutan,” kata Yusri di Jakarta, Senin, 17 Mei 2021.

Secara terkoordinasi, pos penyekatan arus balik lebaran terkoneksi mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat hingga Lampung. Hal itu kata Yusri, untuk memastikan bahwa pemudik yang kembali ke Jakarta mengantongi surat rapid antigen.

Karena petugas pos penyekatan yang ada di Provinsi akan menempelkan stiker kepada setiap kendaraan. Jika ditemukan tidak ada stiker maka petugas akan melakukan rapid tes antigen di tempat.

“Jadi untuk mensortir pelan-pelan dari sana, sehingga sampai di Jakarta sudah melewati pos-pos yang ada,” kata Yusri Yunus.

Rapid tes antigen untuk penumpang mobil pribadi akan dilakukan secara acak. Yusri menjelaskan, random tes swab antigen itu untuk mendapatkan sampel apakah penumpang ada yang reaktif ataukah non reaktif.

Jika ditemukan satu orang reaktif, maka seluruh penumpang akan diminta untuk melakukan swab PCR di tempat yang telah dirujuk.

“Satu saja reaktif, semua penumpang kita rujuk ke wisma atlet untuk dilakukan PCR, nanti wisma atlet yang punya kewenangan, kalau perlu karantina, mereka akan dikarantina. Kalau perlu rujukan sudah kita siapkan,” jelasnya.

Sementara, banyaknya warga yang membuat spanduk penolakan bagi pemudik yang tak mengantongi surat hasil negatif Covid-19, juga diantisipasi dengan membuat pos-pos pelayanan swab antigen gratis di Polsek-Polsek yang ada di Jakarta.

Selain itu, tiga pilar di DKI juga membentuk pemantauan pemudik berbasis komunitas mikro. Setiap warga yang mudik akan didata dan rumahnya ditempel stiker. Fungsi stiker itu, kata Yusri, untuk verifikasi data terkait surat negatif swab antigen.

“Kalau tidak ada hasil negatif antigen maka kita swab di tempat,” kata Yusri. (Way/Bob)

KORANJURI.com di Google News