Pernikahan Anjing Dengan Adat Jawa, Ketua Forum Budaya Mataram, Harus Di Tindak Tegas Jangan Ada Lagi Pelecehan Budaya

oleh
Ketua Yayasan Forum Budaya Mataram, yang juga Ketua Dewan Pemerhati dan Penyelamat Seni Budaya Indonesia, Dr. BRM Kusuma Putra, SH, M.H. - foto : koranjuri.com

KORANJURI.COM- Ketua Umum Yayasan Forum Budaya Mataram (FBM), Dr. BRM Kusuma Putra, S.H,.M.H, yang juga Ketua Dewan Pemerhati dan Penyelamat Seni Budaya Indonesia (DPPSBI) berharap aparat penegak hukum mengusut pelecehan budaya dalam acara pernikahan anjing menggunakan adat jawa.

Pernikahan anjing tersebut sangat tidak ber-adab dan mencederai masyarakat Jawa. Jauh dari tata kesopanan dan kepantasan adat Nusantara yang menjunjung tinggi nilai nilai luhur budaya bangsa.

Apalagi pernikahan adat jawa merupakan salah satu tradisi adat yang sangat di sakralkan, karena memiliki banyak makna filosofi.

‘ Acara tersebut sangat bertentangan dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan, yang bertujuan untuk mengembangkan nilai nilai luhur budaya bangsa. Memperkaya keberagaman budaya, memperteguh jati diri bangsa, memperteguh persatuan dan kesatuan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa , meningkatkan citra bangsa , mewujudkan masyarakat madani, meningkatkan kesejahteraan rakyat, melestarikan warisan budaya bangsa dan mempengaruhi arah perkembangan peradaban dunia, sehingga kebudayaan menjadi haluan pembangunan nasional’ Ujar Ketua Yayasan FBM dalam keteranganya.

Obyek pemajuan kebudayaan sebut Kusuma, meliputi tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat dan olahraga tradisional.

‘Perbuatan tersebut tidak hanya menyakiti perasaan masyarakat Jawa, namun juga mencederai seluruh masyarakat Indonesia yang merasa memiliki budaya Jawa. Jika perilaku seperti itu di biarkan dan tidak ada tindak lanjut pengusutan, kedepan akan banyak pelecehan pelecehan budaya terjadi di negeri ini. Untuk itu maka harus di tindak tegas’ Ujarnya menegaskan.

Tradisi pernikahan adat Jawa di tinggalkan para leluhur sebagai petuah ilmu kehidupan, agar pasangan suami istri dalam mengarungi kehidupan memperoleh kebahagian Sakinah, Mawaddah, Warahmah.

Oleh karenanya dalam setiap rangkaian upacara pernikahan adat jawa, sarat dengan makna rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Ketua Yayasan Forum Budaya Mataram berharap, Pemerintah melakukan langkah kongkrit dengan memperkuat pendidikan local ke dalam kurikulum pendidikan dasar, menengah dan atas. Agar generasi muda mengenal dan mencintai budayanya sendiri.

Langkah pemerintah mengeluarkan UU Nomor 5 tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan beserta Peraturannya bagi Kusuma, tak akan efektif jika penguatan kebudayaan local tidak masuk kedalam kurikulum Pendidikan dasar, menengah dan atas.

Sebab sampai saat ini selain masih banyak di temui kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pelestarian budaya, hari ini kita melihat pelecehan tradisi adat yang sangat menyakitkan.

‘ Dengan adanya peristiwa tersebut kami beralasan, generasi muda tengah mengalami degradasi kebudayaan yang sangat kritis. Apalagi dari pemberitaan yang viral di media sosial, pelaku atau pemilik anjing tersebut merupakan salah satu anak muda yang pernah berada di tim staf khusus pemerintah. Hal itu menandakan krisisnya rasa handarbeni terhadap budaya bangsa di kalangan para generasi muda ‘ Imbuhnya.

Oleh karena itu pemerintah harus segera  mengambil langkah pengenalan dan pemahaman adi luhung budaya bangsa kepada para generasi muda. Tak kenal maka tak sayang. Dari rasa sayang akan timbul rasa handarbeni atau memiliki.

Sebelumnya viral di media sosial pernikahan anjing bernama Jojo dan Luna di Jakarta Utara . Pernikahan tersebut di gelar layaknya pesta pernikahan manusia yang di klaim sampai menghabiskan biaya 200jt.

Usai di unggah dan viral di media sosial, video tersebut mendapat kecaman keras dari masyarakat adat dan para pelestari budaya Jawa, salah satunya dari Yayasan Forum Budaya Mataram. Sebab acara pernikahan anjing dianggap melecehkan adi luhung budaya jawa.

Sementara itu pasca di kecam, pemilik anjing Jojo dan Luna, akhirnya melayangkan permohonan maaf atas viralnya pernikahan anjing super mewah yang sudah membuat kegaduhan di masyarakat.

“Kami sangat menyesal dan memohon maaf yang sebesar besarnya kepada para pegiat budaya Jawa dan seluruh masyarakat Indonesia atas kegaduhan acara pernikahan anjing Jojo dan Luna,” Kata pemilik anjing dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Rabu (19/7).

Pemilik anjing mengaku tidak memiliki niat melecehkan budaya Indonesia, khususnya budaya Jawa. (Jk)

KORANJURI.com di Google News