KORANJURI.COM – Industri 4.0 bakal mendorong pembudi daya perikanan dapat menerapkan praktik akuakultur berkelanjutan agar kualitas produksi berdaya saing.
Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Soebjakto mengatakan, Industri 4.0 akan mendorong para pembudi daya meningkatkan kapasitas produksinya.
“Yang jelas mereka harus menerapkan ‘aquaculture practice’ agar bahan baku yang diproduksi bagus dan berdaya saing,” ujar Slamet.
Selain itu tambah Ditjen, industri 4.0 akan menjadi ajang baru sekaligus tantangan bagi pembudi daya dan pelaku usaha subsektor akuakultur. Tantangannya adalah bagaimana menciptakan sistem akuakultur yang efisien berbasis teknologi digital.
Dengan adanya industri 4.0, permintaan pasar akan produk perikanan budidaya akan tinggi. Menurut laporan Bank Dunia ‘Fish to 2030 – Prospect for Fisheries and Aquaculture’, konsumsi ikan dunia pada 2030 diprediksi mencapai 151.771.000 ton. Terdiri atas ikan tangkapan sebesar 58.159.000 ton dan ikan budidaya sebesar 93.612.000 ton.
Sedangkan, produksi ikan dunia pada 2030 sebanyak 186.842.000 ton yang disumbang dari perikanan tangkap 93.229.000 ton dan perikanan budidaya 93.612.000 ton.
Pameran Aquatic Asia & Indoaqua 2018 yang berlangsung pada 28-30 November 2018 dengan mengusung tema ‘Transform Aquaculture Business Into Industry 4.0’ diharapkan menjadi titik transformasi sistem akuakultur dari era konvensional ke era otomatisasi.
Data Direktorat Perikanan Budidaya menunjukkan, produksi perikanan budidaya hingga triwulan III 2018 (September 2018) tercatat 13.168.430 ton. (YT)