Miss Pure Internasional UK 2018 Datang ke Bali, Bicara Soal Sampah Plastik

    


Miss Pure International 2018 United Kingdom (UK), Rosemarry Iloyd bertemu Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) di Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Selasa, 19 Februari 2019 - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Pergub Bali No 97 tentang pengurangan timbulan sampah plastik sekali pakai mendapatkan perhatian dari Miss Pure International United Kingdom (UK) 2018, Rosemarry Iloyd. Perempuan berparas latin itu datang ke Bali dan menemui Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) di Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Selasa, 19 Februari 2019.

Ia datang mengenakan baju adat Bali warna merah putih. Tak lupa Iloyd juga mengenakan Tiara kebesaran berselempang sash bertuliskan ‘United Kingdom’.

Dalam pertemuan itu Rosemarry Iloyd mengungkap ketertarikannya akan program pemerintah Bali dalam upaya memerangi sampah plastik.

“Seperti yang pernah kita lihat di beberapa berita di sosial media, bahwa persoalan sampah plastik masih perlu atensi kita semua di Bali,” jelasnya kepada Wagub Cok Ace yang dalam kesempatan itu didampingi oleh Kepala Dinas Pariwata Prov Bali AA Gede Yuniarta, Selasa, 19 Februari 2019.

Ia juga menyampaikan keinginannya untuk membantu kampanye pengurangan sampah plastik di Bali. Pulau Bali, menurutnya, sangat indah. Panorama dan kebudayaan unik menjadi perpaduan Bali yang tiada duanya. Ia sangat menyayangkan persoalan sampah plastik akan mengurangi keindahan pulau ini.

Wagub Cok Ace sangat mengapresiasi perhatian yang diberikan Miss International kepada Bali. Ia mengakui, sampah plastik memang menjadi salah satu permasalahan cukup pelik di Bali dari dulu.

“Biasanya restoran dan hotel menggunakan sedotan dari steinlesstel atau bambu yang lebih ramah lingkungan. Sementara pengganti kantong plastik para pembeli diharapkan membawa kantong belanjaan sendiri,” jelas Com Ace.

Wagub juga menyampaikan, baru Bali yang memiliki Pergub sampah plastik. Aturan itu diharapkan, bisa mempercepat menuju Bali yang hijau dan bersih.

Di sisi lain, Rosemarry Ilynoid sangat mengapresiasi terobosan Bali. Bahkan ia mengaku, mungkin aturan ini menjadi satu-satunya di dunia. Menurutnya di Eropa penggunaan kantong plastik masih diijinkan, namun pembeli diharuskan membayar kantong plastik tersebut.

Sehingga masyarakat lebih memilih membawa kantong belanja sendiri.

“Sering juga masyarakat kami yang lupa membawa kantong belanja harus membeli kantong plastik. Dan di negara kami kantong plastik bisa diolah lagi menggunakan mesin,” jelasnya.

Rosemarry Ilynoid berharap pemerintah yang lain bisa meniru gebrakan Bali dalam upaya penyelamatan lingkungan. (*)