Laris Manis Asesoris Penjor Jelang Galungan

oleh
Lapak-lapak penjual asesoris penjor di sepanjang jalan Bypass Kediri - foto: Koranjuri.com

Meski demikian, tidak menutup kemungkinan janur panglima yang harganya mahal akan dibeli bahkan bisa saja ludes terjual. Menurut Kadek, membuat penjor adakalanya tidak mengukur biaya. Bahkan satu buah penjor bisa menghabiskan anggaran sampai jutaan rupiah. Kalau sudah begitu, berarti hiasan-hiasan yang mahal dan meriah yang akan dibeli oleh pembelinya.

Menurutnya lagi, kejadian seperti itu sudah sering dialaminya. Bahkan, setiap masa hari raya Galungan dan Kuningan, lapaknya terjual habis tanpa sisa.

“Meski sekarang banyak saingannya, tapi saya yakin semua akan habis terjual. Karena disini memang pusatnya jualan hiasan penjor. Jadi semua orang larinya kesini,” kata Kadek Astawa.

Pengrajin asesoris penjor di kawasan Bypass Kediri, Badung, Bali - foto: Koranjuri.com
Pengrajin asesoris penjor di kawasan Bypass Kediri, Badung, Bali – foto: Koranjuri.com

Jika habis semuanya, dalam waktu dua minggu berjualan keuntungannya bisa mencapai lebih dari dua kali lipat. Kadek memberikan gambaran, modal yang dibutuhkan untuk sekali berjualan, ia mengeluarkan sekitar Rp 20 juta. Biaya sudah termasuk untuk menggaji karyawan yang dibayar secara harian. Dari hasil penjualannya, uang itu akan kembali sebanyak Rp 50 juta. Nilai yang cukup menggiurkan untuk kerja dalam waktu dua minggu saja.

Padahal menurutnya, harga yang dipatok untuk tiap hiasan tidak baku. Seperti janur pola yang harganya Rp 50 ribu per satu hiasan, akan dilepas Rp 30 ribu jika ada yang menawar. Begitu pula dengan hiasan yang lain. Tapi menurut Kadek tetap masih ada keuntungan yang bisa dibawa pulang.
“Kalau belinya banyak biasalah, pasti terjadi tawar menawar. Tapi kalau satu biji dua biji, ya harga pas, biasanya pembeli mau begitu,” ungkap Kadek Astawa.

Hiasan yang ditawarkan ke pembeli bukan hanya yang terbuat dari janur saja, melainkan ada juga bulir-bulir padi atau untaian gabah. Selain itu ada juga sanggah tempat untuk meletakkan sesaji yang biasanya disandingkan dengan penjor. Disitu juga ada simbol-simbol yang bertuliskan huruf sansekerta.
 
 
Way

KORANJURI.com di Google News