KORANJURI.COM – Gubernur Bali Wayan Koster mengungkapkan, industri dan pelaku pariwisata Bali belum taat menangani sampah.
“Belum tertib urusan sampah,” kata Koster di BNDCC, Nusa Dua, Badung, Jumat (26/9/2025).
Koster mengatakan, Tanpa budaya pariwisata Bali tidak akan bisa berkembang. Selain itu, industri pariwisata wajib menjaga ekosistem lingkungan dan alamnya agar tetap bersih. Selanjutnya, adalah infrastruktur.
“Bali dikenal dunia karena keunikan budaya dan lingkungannya. Jadi kalau kita mau pariwisata Bali baik, kita harus jaga budaya, alam dan peningkatan infrastruktur,” kata Koster.
Ia menambahkan, ekonomi Bali sangat bergantung pada sektor pariwisata. Karena itu, harus dijaga sebaik-baiknya. Koster berharap industri dan pelaku pariwisata dapat bersinergi dalam menangani sampah.
Sementara, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq meminta pelaku pariwisata menyelesaikan sendiri sampah yang mereka hasilkan.
Disebutkan, jumlah produksi sampah dari Badung dan Denpasar seharusnya sekitar 1.300 ton/hari. Hitungan itu mengacu pada jumlah penduduk di dua wilayah itu hanya sekitar 1,1 juta jiwa
“Kami cek kondisi di TPA Suwung ternyata jumlah sampahnya mencapai 1.800 ton/hari berdasarkan truk yang masuk. Jadi sampah ini dari mana kalau jumlah penduduk hanya 1,1 juta jiwa yang dilayani TPA Suwung?” kata Hanif.
Ia menengarai kelebihan produksi sampah sebesar 500 ton/hari itu berasal dari para wisatawan.
“Dari indikasi itu kami melakukan pembinaan penerapan ketaatan pengelolaan sampah di masing-masing hotel di Bali,” ujar Hanif. (Way)





