KORANJURI.COM – Menjelang Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS (Pemilos) periode 2023-2024, SMK Batik Perbaik Purworejo melakukan seleksi kepada calon pengurus. Seleksi dilakukan oleh tim seleksi dari OSIS senior.
Dalam seleksi yang berlangsung Sabtu (09/09/2023), sebanyak 63 peserta bersaing dalam seleksi ini. Dari seleksi ini akan diambil 40 peserta calon pengurus.
Rahma Anisnasari dari kelas XII OTKP 2 selaku Ketua OSIS masa bakti 2022-2023 sekaligus ketua panitia seleksi menyebut, dalam proses seleksi ini, peserta harus melewati tiga tahapan, yakni, tes tertulis, tes wawancara dan teks pidato.
“Dari 40 calon pengurus ini, kita ambil 6 peserta terbaik untuk dijadikan calon ketua /wakil ketua dalam Pemilos. Jadi nantinya ada 3 kandidat atau Paslon yang maju dalam Pemilos, dengan komposisi calon ketua dari kelas XI dan calon wakil ketuanya dari kelas X,” jelas Rahma, di sela kegiatan.
Rahma juga menyampaikan, sebelum dilakukan proses seleksi ini, diawali dengan sosialisasi dari kelas perkelas di kelas X dan XI. Setelah itu, dilakukan open recruetmen melalui link. Dari sini, akhirnya muncul 63 pendaftar yang mengikuti seleksi.
Dikatakan, setelah 40 calon pengurus sudah terseleksi yang dilanjutkan dengan penentuan 3 Paslon Ketua/wakil ketua OSIS. Para calon kandidat ini selanjutnya melakukan berbagai tahapan sebelum pemilihan, yakni dengan pembuatan video visi misi yang diupload di YouTube yang dilanjutkan dengan masa kampanye selama 3 hari.
“Sebelum pemilihan yang akan dilaksanakan awal Oktober dengan pendampingan dari KPU dan Bawaslu, ada masa tenang dan debat calon ketua dan wakil ketua OSIS yang akan diselenggarakan di aula bersama bapak ibu guru,” ungkap Rahma.
Menurutnya, animo siswa untuk ikut serta dalam proses seleksi calon pengurus OSIS ini ada peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Jika di tahun lalu ada sekitar 50 an pendaftar, kini meningkat dengan 63 pendaftar.
Kepala SMK Batik Purworejo melalui Waka Kesiswaan Agus Sutrasno, S.Pd., juga menyampaikan, bahwa proses seleksi ini salah satu cara sekolah untuk memberikan pendidikan tentang sosial dan politik, ketika seseorang mau menjadi seorang pemimpin atau bermasyarakat.
“Paling tidak ada cara ada latihan untuk kita berdemokrasi, untuk kita menjadikan sebuah konsep calon pemimpin atau pelatihan leaders,” pungkas Agus. (Jon)
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS