KORANJURI.COM – Gubernur Bali Wayan Koster memastikan akan meneruskan instruksi presiden Joko Widodo dalam mengawal bantuan tunai se-Indonesia untuk tahun 2021.
Gubernur juga memastikan tidak akan ada potongan apapun terkait bantuan yang dikucurkan oleh pemerintah pusat.
“Kalau ada (yang menerima kurang/terpotong, red) lapor pada saya,” kata Gubernur saat berbincang dengan penerima bantuan yang secara simbolis hadir sebanyak 24 orang dari seluruh Bali, Senin, 4 Januari 2021.
Presiden Joko Widodo pada Senin (4/1/2021) meluncurkan program bantuan tunai. Presiden mengatakan, pemerintah telah mempersiapkan anggaran bantuan sosial (Bansos) sebesar Rp 110 triliun.
Bantuan itu digunakan untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19 yang diberikan dalam beberapa tahapan. Penerima bakal mendapatkan bantuan secara utuh tanpa potongan. Hal itu dilakukan dengan pengawasan ketat.
Bantuan tunai 2021 ini diberikan kepada masyarakat dalam beberapa tahapan. Pertama, Program Keluarga Harapan (PKH) yang diberikan empat tahap pada bulan Januari, April, Juli dan Oktober. Bantuan ditransfer melalui bank yang tergabung dalam Himbara.
Lalu, program bantuan sembako disalurkan dari bulan Januari sampai Desember 2021. Nilainya sebesar Rp 200 ribu per bulan per Kartu Keluarga (KK).
“Kemudian bantuan sosial tunai diberikan selama empat bulan. Dari Januari, Februari, Maret April dan nilainya Rp 300 ribu per bulan per KK. Ini sudah jelas semuanya,” kata Presiden secara virtual.
Sementara, Menteri Sosial Tri Risma Harini mengatakan, bantuan tunai se-Indonesia untuk tahun 2021 ini dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.
“Bantuan tunai ini meliputi program keluarga harapan (PKH) serta Kartu Sembako dan Bansos Tunai dengan anggaran Rp 110 triliun,” kata Risma.
Tahap pertama PKH, disalurkan untuk 10 juta keluarga sebesar Rp 7,17 triliun. Kartu Sembako disalurkan kepada 18,8 juta keluarga dengan anggaran Rp 3,76 triliun dan Bansos Tunai diberikan kepada 10 juta keluarga sebesar Rp 3 triliun. Total anggaran bantuan tunai bulan Januari 2021 mencapai Rp 13,93 triliun. (Way)