KORANJURI.COM – Kementerian Kelautan dan Perikanan memastikan gerakan pakan mandiri mampu meningkatkan pendapatan nelayan. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebijakto mengatakan pencapaian indikator mikro ekonomi, subsektor perikanan budidaya, yakni perbaikan nilai usaha pembudidaya ikan (NTUPi) yang tahun ini mencapai 111,26 atau naik 1,7 persen dari tahun 2016.
“Angka ini menandakan usaha budidaya semakin efisien,” jelas Slamet.
Slamet mengakui, sejak dicanangkan mulai tahun 2015 lalu program Gerpari memang tidak 100 persen berhasil sempurna. Masih ada beberapa kendala yang masih dihadapi sebagian kecil kelompok pakan mandiri (Pokanri).
Kendala tersebut secara umum yakni minimnya akses bahan baku berkualitas dan ketersediaan secara kontinyu sesuai kebutuhan.
Namun demikian Slamet memastikan kendala tersebut sedang ditangani dengan mendekatkan sumber bahan baku ke sentra pakan mandiri.
KKP akan bekerjasama dengan BUMN dan Pemda untuk memfasilitasi jaminan ketersediaan bahan baku lokal berbasis protein nabati, seperti PKM kelapa sawit, limbah tepung tapioka tepung kelapa dan lainnya.
Slamet juga memastikan bahwa kandungan protein pakan mandiri telah sesuai dengan SNI.
“KKP tahun ini mulai menata sistem logistik pakan untuk memperbaiki supply chain. Kita akan petakan sumber bahan bakunya dan nanti bisa terkoneksi dengan Pokanri,” ujar Slamet.
Slamet menambahkan idealnya ada kelompok khusus penyedia bahan baku di setiap sentral produksi yang secara langsung bermitra dengan Pokanri.
“Jika ini terbangun di setiap sentral budidaya, maka aksesibilitas pembudidaya terhadap ketersediaan pakan akan semakin mudah,” imbuhnya. (YT)