KORANJURI.COM – Pentas seni virtual kali pertama digelar oleh para seniman Pulau Dewata di Bulan Bung Karno. Pertunjukan itu tayang secara daring melalui kanal youtube resmi milik Pemprov Bali.
Para penampil tidak berada dalam satu panggung. Mereka tetap di tempatnya masing-masing dalam menyajikan karya-karyanya. Kegiatan itu dibesut sebagai persembahan kepada Proklamator RI Ir. Soekarno sekaligus memperingati 50 tahun wafatnya Presiden RI I tersebut.
“Sambutan netizen sangat antusias dan memberikan komentar positif. Kita harapkan generasi muda semakin menjiwai ajaran Bung Karno,” kata Gubernur Bali Wayan Koster, Senin, 22 Juni 2020.
‘Bung Karno dan Bali’, tema yang diusung memberikan pesan kuat keterjalinan sosok Soekarno dan Pulau Bali. Seperti diketahui, ibunda Bung Karno, Ida Ayu Nyoman Rai Srimben berasal dari Buleleng. Darah Bali mengalir di tubuh sang proklamator.
Sudah sepantasnya, jika putra-putri Bali menggubah sebuah tribute untuk mengenang Soekarno dan ajarannya yang hidup dan membumi tentang kebangsaan, patriotisme maupun rasa bangga hidup di tanah nusantara.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Bali, kami mengucapkan terimakasih atas dukungan dan partisipasinya,” kata Kadis Kebudayaan Bali Wayan ‘Kun’ Adnyana sebagai pemangku utama pergelaran virtual itu.
Pentas seni pertunjukan secara daring itu berdurasi 50 menit. Beragam kesenian ditampilkan mulai kesenian tradisional, teater maupun musikalisasi puisi, dalam teknik sinematografi yang apik.
Penampilan Penyair hingga Seniman Panggung
Panggung virtual dibuka oleh penyair Warih Wisatsana dengan puisinya berjudul ‘Ode Bagi Bung Karno’. Kemudian dilanjutkan oleh Komunitas Mahima, dengan karya puisi berjudul ‘Nyoman Rai Srimben’.
Penampilan Komunitas Mahima dilakukan secara langsung di Bale Agung Buleleng, tempat kelahiran Ida Ayu Nyoman Rai Srimben.
Sejumlah seniman muda ikut memeriahkan pergerlaran seni pertunjukan daring itu. Para seniman muda itu diantaranya, siswa SLBN 1 Badung membawakan karya puisi Soekarno ‘Aku Melihat Indonesia’.
SMAN 3 Denpasar menampilkan karya seni berjudul ‘Pelecut Baja’, melalui instrumen pentatonis dan alat musik moderen.
Seniman muda SMK Negeri 5 Denpasar menyajikan garapan berjudul ‘Minum Seni dan Kultur’ menampilkan garapan tari dan vocal, diiringi gamelan Bali.
Sanggar Gumiart menampilkan gubahan tari berjudul ‘Merajut Adab Nusantara’ dengan 5 penari wanita yang luwes memainkan kipas dan wastra songket.
SMK Negeri 3 Sukawati mengangkat garapan berjudul ‘Spirit Bung Karno’ yang memadukan semua unsur berkesenian seperti tari, tembang, musik, seni vokal, teater, puisi dan pedalangan.
‘Sarinah’ simbol perjuangan perempuan, dibawakan oleh kelompok Teater Selem Putih. Mereka pentas dari Buleleng. (Way/*)