KORANJURI.COM – Gerimis di pagi hari, tidak mengurangi semangat para petugas dan peserta upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2020 di Halaman Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Jakarta, Sabtu (02/05/2020).
Mengikuti anjuran pemerintah untuk tidak berkumpul di tengah pandemi Covid-19, upacara digelar secara sederhana, terpusat, dan terbatas tetapi tetap khidmat.
Di belakang tiang bendera, 18 orang peserta upacara yang merupakan pegawai Kemendikbud berbaris rapi berjarak masing-masing 1,5 meter antar peserta.
Di depan peserta upacara, siap 3 orang petugas pengibar bendera dan 2 orang petugas pembaca naskah undang-undang Dasar 1945 dan naskah Pancasila.
Satu orang pemimpin upacara, satu orang pembaca doa, satu orang pembaca susunan acara, satu orang pembaca tanda kehormatan satya lencana dan satu orang pengatur upacara.
Di samping lapangan upacara, juga berbaris 8 orang petugas pengiring musik lagu Indonesia Raya dan lagu wajib nasional. Semua petugas upacara dan peserta upacara lengkap menggunakan masker dan sarung tangan, serta diperiksa suhu tubuhnya.
Dalam kesempatan ini, selaku pembina upacara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim hadir melalui tayangan telekonferensi dari kediamannya. Ia mengajak seluruh insan pendidikan di tanah air mengambil hikmah dan pembelajaran dari krisis Covid-19.
“Saat ini kita sedang melalui krisis Covid-19. Krisis yang memakan begitu banyak nyawa. Krisis yang menjadi tantangan luar biasa bagi negara kita dan seluruh dunia. Tetapi, dari krisis ini kita mendapatkan banyak sekali hikmah dan pembelajaran yang bisa kita terapkan saat ini dan setelahnya,” ujar Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, Sabtu, 2 Mei 2020.
Di samping itu, Mendikbud juga mengajak seluruh pemangku kepentingan pendidikan untuk selalu berinovasi di tengah pandemi Covid-19.
“Belajar memang tidak selalu mudah, tetapi inilah saatnya kita berinovasi. Saatnya kita melakukan berbagai eksperimen. Inilah saatnya kita mendengarkan hati nurani dan belajar dari Covid-19,” kata Nadiem.
“Semoga kita semua diberikan kesehatan, kekuatan, dan semangat agar bisa melalui masa sulit ini,” tambahnya.
Pemimpin Upacara
Menjadi pemimpin upacara, adalah agenda rutin setiap tahun bagi Muhammad Yunan pada peringatan Hari Pendidikan Nasional.
Namun upacara tahun ini, baginya adalah kali pertama dilaksanakan secara terbatas dan terpusat tanpa mengurangi rasa khidmat.
Selaku petugas upacara di tengah pandemi Covid-19, Yunan menganggap bahwa aturan protokol kesehatan tetap harus diikuti, seperti menjaga jarak dan menggunakan masker.
“Kita ikuti aturan-aturan yang ada, kita tidak boleh mengindahkan protokol kesehatan. Kita gak tau di mana ada musibah, di depan kita tidak tahu apa yang akan terjadi,” ujarnya.
Yunan menambahkan, ia terdorong dan bersedia menjadi petugas upacara Hardiknas sebagai penghormatan kepada Pahlawan Pendidikan, Ki Hajar Dewantara.
“Intinya kita selalu bersedia menjalankan tugas kita sebagai petugas upacara,” ungkapnya.
Sebelum upacara digelar, beberapa persiapan sudah dilakukan termasuk diskusi dengan protokol Istana Merdeka, Sekretaris Negara, dan Kementerian Dalam Negeri terkait pelaksanaan upacara di tengah wabah Covid-19.
“Kita diskusi bagaimana pelaksanaan ini, agar pelaksanaan sesuai apa yang sudah direncanakan,” ujarnya. (*)