KORANJURI.COM – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menetapkan Kabupaten Musi Rawas sebagai pusat pengembangan induk ikan unggul nasional (national broodstock center).
Kabupaten Musi Rawas selama ini dikenal sebagai salah satu sentral budidaya ikan air tawar. Selain itu, pemerintah daerah memiliki komitmen tinggi dalam memajukan budidaya ikan air tawar.
“Dari situ kemudian kami memilih Kabupaten Musi Rawas sebagai lokasi broodstock center,” jelas Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto di Rumah Dinas Bupati Musi Rawas, Kamis (30/1/2020).
Pusat indukan ikan air tawar itu dibangun diatas lahan seluas 41 hektar yang merupakan hibah dari Pemkab setempat. Dikatakan Slamet, nantinya, broodstock center itu akan berdiri sendiri menjadi Balai dan jadi penyangga stock suplai induk ikan unggul dan benih bermutu untuk memenuhi kebutuhan nasional, khususnya di wilayah Sumatera.
Melalui pusat indukan ikan itu, ditargetkan memiliki kapasitas produksi induk unggul minimal 400 ribu hingga 20 juta ekor per tahun. Komoditas utamanya yakni, ikan Nila, Patin, jenis ikan endemik dan lokal dan ikan hias spesifik lokal.
Jenis-jenis ikan endemik dan spesifik yang dikembangkan diantaranya ikan Papuyu, Belida dan lainnya.
“Keberadaan broodstock center ini sangat penting dan strategis sebagai bagian dalam mengembangkan logistik induk dan benih nasional. Kami akan fokus untuk kembangkan komoditas unggulan ikan air tawar,” jelasnya.
Slamet meyakini, akan ada multiplier effect dengan tumbuh dan berkembangnya unit-unit pembenihan rakyat, sekaligus memicu perkembangan aktivitas budidaya di berbagai daerah.
“Disamping itu, nantinya broodstock center akan jadi pusat teknologi perbenihan dan budidaya, sarana untuk magang dan pelatihan,” ujar Slamet.
Dalam mengembangkan pusat budidaya ikan indukan, KKP menggunakan teknologi modern dengan sistem Recirculating Aquaculture System (RAS). Sistem ini, menurut Slamet, mampu mendongkrak produktivitas benih hingga 100 kali lipat.
“Oleh karenanya, kami sangat berharap ada dukungan dari penganggaran dari Komisi IV, sehingga pembangunannya bisa segera diselesaikan dalam waktu tidak terlalu lama,” kata Slamet.
Pembangunan broodstock center menelan anggaran yang mencapai Rp 200 milyar. Sarana yang dibangun meliputi, berbagai sarana dan prasarana produksi, mulai dari sarana perbenihan modern, hingga unit pakan ikan mandiri. Semua sarana saling terintegrasi satu sama lain.
Dukungan Komisi IV
Wakil Ketua Komisi IV Daniel Johan mengatakan, pihaknya mendukung upaya yang bertujuan membangun ekonomi masyarakat. Menurutnya, langkah KKP membangun pusat induk dan benih ikan nasional sebagai langkah positif. Ia menginginkan rencana tersebut juga didukung oleh target yang jelas yakni, peningkatan perekonomian masyarakat, devisa, PAD dan upaya penurunan stunting.
“Dengan komitmen seluruh fraksi, ini bisa diusahakan. Jika tidak, maka kebangetan,” kata Daniel.
Menurutnya, yang dibutuhkan saat ini komitmen semua pihak terutama KKP. Legislatif berharap ada kepastian tempat maupun infrastruktur dasar seperti sumber air dan akses.
“Jadi begitu dibangun, bisa langsung operasional. Kami juga ingin produk ikan khususnya ikan nila yang dihasilkan pembudidaya di Musi Rawas ini bisa naik kelas sehingga bisa menembus pasar ekspor, misalnya ekspor dalam bentuk fillet,” kata Daniel.
Produksi benih di Kabupaten Musi Rawas tahun 2019 mencapai 1.420.800.000 ekor dengan luas kolam/unit perbenihan seluas 94,36 ha. Produksi benih ini dihasilkan oleh UPTD Dinas Perikanan Kabupaten Musi Rawas dan unit unit pembenihan rakyat. Keberadaan broodstock center ini akan mampu meningkatkan suplai benih bagi pembudidaya. (Bob)