Bocah SD Tewas Tenggelam di Kubangan Galian C

oleh
Lokasi kubangan galian C di kali Jali, perbatasan desa Sutoragan - Winonglor, Gebang, yang menewaskan Muhammad Mun'im Tohir - foto: Sujono/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Kubangan pasir galian C, di kali Jali, Sutoragan, Gebang, Purworejo memakan korban. Seorang bocah berusia 10 tahun, Muhammad Mun’in Tohir, putra dari Solikun Tauhid (60), warga Winong Lor RT. 2 RW. 1, Winonglor, ditemukan tewas tenggelam di kubangan tersebut, Sabtu (2/9), sekitar jam 19.30 WIB.

Menurut Solikun, peristiwa naas yang dialami putra keduanya itu, bermula saat korban pada Sabtu (2/9) siang, pukul 14.30 WIB pamit untuk bermain dengan menggunakan sepeda ontel bersama temannya. Namun ditunggu hingga sore, korban tak kunjung pulang. Masruroh, istri Solikun, lantas mencari putranya, dengan dibantu warga setempat.

“Akhirnya dapat informasi, ada warga yang menemukan sepeda di dekat kali Jali, dan pakaian di gundukan pasir dekat kubangan,” cerita Solikun, saat ditemui di rumah duka, Minggu (3/9).

Toha dan Edi, warga setempat, lantas berinisiatif untuk mencari di kubangan dengan cara menyelam. Baru beberapa saat menceburkan di kubangan, kaki Toha menyentuh tubuh korban di dasar kubangan. Dengan dibantu warga, tubuh korban diangkat ke atas dalam keadaan tak bernyawa.

Kejadian tersebut lantas dilaporkan ke kepolisian setempat. Aparat Polsek Gebang bersama dokter Puskesmas Gebang datang untuk memeriksa tubuh korban. Hasil pemeriksaan menunjukkan, tak ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban. Pada bagian atas mata kanan korban ditemukan luka. Dan keesokan harinya, Minggu (3/9), jasad pelajar kelas 4 SD Winonglor tersebut dimakamkan di pemakaman setempat.

Solikun menduga, luka yang ditemukan pada bagian atas mata kanan putranya itu, karena benturan. Dia menduga putranya terpeleset saat mandi di kubangan, dan terbentur batu hingga tak sadarkan diri, lantas tenggelam di kubangan yang dalamnya diperkirakan mencapai 4 meter.

“Mungkin ini sudah takdir dari Tuhan yang harus kami terima,” ujar Solikun pasrah.

Peristiwa tewasnya Tohir di kubangan galian C tersebut, menjadikan perhatian warga setempat. Dari informasi, galian C tersebut milik salah satu perusahaan, dan baru beroperasi sekitar 3 minggu yang lalu.

Menurut Mistriono (41), warga Winonglor RT.2 RW.5, meski galian C tersebut berada di Sutoragan, namun warga Winonglor yang berada di pinggiran kali Jali menolaknya. Hal itu dibuktikan dengan penolakan warga, saat perusahaan meminta ijin truk pengangkut galian lewat daerah tersebut.

“Sejak awal kita menolak adanya galian C tersebut. Selain merusak lingkungan, bisa membahayakan warga, karena banyak yang beraktifitas di kali Jali tersebut. Namun di Sutoragan, kabarnya galian C tersebut diijinkan. Karena ada penolakan, akhirnya pengangkutan melewati Sutoragan di barat sungai,” jelas Mistriono. (Jon)

KORANJURI.com di Google News