Bicara di Forum Air, Pj. Gubernur Bali Dorong Masyarakat Pesisir Makmur Berkelanjutan

oleh
Pj. Gubernur Bali SM Mahendra Jaya - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Pj. Gubernur Bali SM Mahendra Jaya menjadi salah satu pembicara utama rangkaian kegiatan World Water Forum (WWF) ke-10 yang digelar Kementerian PPN/Bappenas di Nusa Dua, Badung, Minggu (19/5/2024).

Forum itu membahas strategi inovatif dan inklusif untuk mendorong kemakmuran masyarakat pesisir dan keberlanjutan dalam menghadapi tantangan lingkungan yang berkembang.

Mahendra Jaya mengatakan, Pemerintah Provinsi Bali mengelola sumber daya kelautan secara berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi.

Pengelolaan sumber daya kelautan itu mengutamakan partisipasi masyarakat efisiensi sumber daya, menciptakan multiple revenue melibatkan tenaga kerja yang lebih banyak dan menghasilkan limbah minimal dan zero waste.

“Blue economy menjamin kelestarian keanekaragaman hayati laut dan ekosistem laut serta lingkungan pesisir dan laut secara berkelanjutan, mendorong pertumbuhan ekonomi di industri kelautan dan perikanan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir,” kata Mahendra Jaya.

Potensi ekonomi kelautan Bali cukup melimpah. Meliputi perikanan tangkap, akuakultur dan industri pengolahan, industri bioteknologi kelautan, wisata bahari, angkutan antar pulau dan antar provinsi.

Sumber daya non konvensional seperti ocean thermal energy conservation di laut Bali Utara, industri air laut dalam dan industri garam yang juga sangat potensial.

Dalam konteks pembangunan pariwisata Bali, laut adalah potensi pengembangan wisata bahari di sepanjang garis pantai Bali wisata bahari memungkinkan potensi wilayah laut masing-masing daerah dapat dikembangkan tidak harus sama satu dengan yang lain.

Hal ini memungkinkan terjadinya diversifikasi objek wisata sehingga masing-masing daerah di Bali memiliki kekhasan yang menjadi daya tarik pariwisata. Dengan pariwisata bahari, pariwisata akan berkembang dengan ekosistem laut yang tetap lestari tetapi dapat memberikan kesejahteraan masyarakat.

“Semua potensi tersebut dikembangkan dengan menerapkan praktik nilai-nilai kearifan lokal Bali dengan menghindari praktik eksploitasi secara berlebihan dengan pengembangan blue economy berlandaskan nilai-nilai kearifan lokal alam dan budaya Bali akan tetap lestari sementara masyarakat Bali akan hidup lebih sejahtera,” ujarnya lagi.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan blue economy berfungsi sebagai respons terhadap tiga krisis yakni perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati serta polusi dan limbah.

“Kedua, ekonomi biru menjadi penting karena modalitasnya mengingat sekitar 70% planet kita ditutupi oleh air,” ujarnya.

Selain pembicara utama, acara diskusi panel menghadirkan narasumber internasional seperti Head of 4P Secretariat OECD Piera Tortora, Expert in Regenerative Blue Economy Raphaella Le Gouvello, Counsellor CSIRO Amelia Fyfield dan Co-Founder Uluu Julia Reisser. (*/Way)

KORANJURI.com di Google News