BI: Industri Kreatif Diharapkan Topang Ekonomi Kota Denpasar

oleh
Bank Indonesia Perwakilan Bali bersama Walikota Denpasar mengadakan pertemuan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Denpasar di Ruang Rapat Praja Utama, Kantor Walikota Denpasar, Rabu (23/6/2021) - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kinerja ekonomi Denpasar di tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar -9,42% (yoy). Kondisi itu melambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2019 yang sebesar 5,82% (yoy).

Lapangan usaha utama perekonomian di Kota Denpasar didominasi sektor Akmamin (21,30%), Jasa Pendidikan (12,74%) dan Konstruksi (11,10%).

Namun, kata Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, S. Donny H. Heatubun, usaha mikro, kecil, menengah hingga besar yang jumlahnya cukup banyak, dapat mempercepat pemulihan ekonomi.

Seperti diketahui, tempat usaha yang ada di Kota Denpasar sebanyak 97.526 usaha dari total 482.484 usaha di Bali. Denpasar jadi kota dengan jumlah UMKM terbanyak di Bali.

“Kota Denpasar memiliki potensi dalam pengembangan industri kreatif. Potensi industri kreatif ini diharapkan dapat menopang pertumbuhan ekonomi kota Denpasar ke depannya,” kata Donny.

Bank Indonesia Perwakilan Bali bersama Walikota Denpasar mengadakan pertemuan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Denpasar di Ruang Rapat Praja Utama, Kantor Walikota Denpasar, Rabu (23/6/2021).

Pada pertemuan itu, BI menekankan pengendalian inflasi di kota Denpasar ditempuh dalam 3 hal yakni, menjaga rantai pasokan barang dan jasa, menjaga daya beli masyarakat dan menjaga keseimbangan supply dan demand.

Terutama, pada komoditas pangan yang mengalami kenaikan di tengah penurunan daya beli masyarakat.

Sementara, dari sisi perkembangan harga, Provinsi Bali mengalami deflasi -0,58% (mtm) pada Mei 2021. Deflasi terjadi pada kota IHK yaitu kota Denpasar sebesar -0,59% (mtm) dan Singaraja sebesar -0,50%.

Komoditas utama penyumbang deflasi antara lain canang sari, cabai rawit dan cabai merah. Meski demikian, harga emas perhiasan, tongkol diawetkan dan minyak goreng mengalami kenaikan.

“Penurunan harga merupakan dampak normalisasi pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) di bulan April 2021 di antaranya Galungan dan Kuningan,” kata Donny.

Asesmen Bank Indonesia

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar, A.A.G. Bayu Brahmasta mengatakan, penanaman komoditas hortikultura seperti cabai di pekarangan rumah penduduk telah dilakukan di kawasan kota Denpasar.

“Cabai yang ditanam di pekarangan lebih tahan akan hujan dibandingkan yang ditanam di lahan yang luas,” kata Bayu.

Sedangkan, Asisten Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Denpasar, A.A. Gede Risnawan menjelaskan pentingnya mendorong nota kerjasama antar daerah.

Kerjasama di bidang industri kreatif menjadi langkah strategis guna mendorong pemulihan ekonomi dan pengendalian inflasi di kota Denpasar.

“Pemerintah Kota Denpasar telah menyambut baik rencana kerjasama antar daerah yang akan dilakukan dengan berkoordinasi dengan Bank Indonesia,” kata Risnawan. (Way)

KORANJURI.com di Google News