KORANJURI.COM – Kepala Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Satker PSPLP) Ida Bagus Lanang Suardana mengakui, kebakaran di TPA Suwung berdampak pada pekerjaan proyek Revitalisasi TPA yang tengah dikerjakan.
Menurutnya, lokasi kebakaran ada di landfill existing yang merupakan lokasi penimbunan sampah aktif yang masih difungsikan warga sampai saat ini.
“Luas landfill existing 3,2 hektar tapi hanya sebagian kecil terbakar. Pola terbakarnya apinya memanjang,” jelas Ida Bagus Lanang.
Dijelaskan, terbakarnya sampah di TPA Suwung ibarat api dalam sekam. Hingga hari ketiga, pemadaman masih dilakukan oleh Damkar yang dikerahkan dari 5 kabupaten/Kota di Bali. Sebab, titik api masih muncul meski api dipermukaan berhasil dipadamkan.
Penanganan kebakaran itu, menurut Lanang, harus dilakukan dengan cara mencampurkan tanah basah ke tumpukan sampah kemudian dibolak-balik menggunakan alat berat.
“Alat berat disiapkan untuk mengaduk sampah sehingga potensi munculnya titik api baru bisa dipadamkan,” ujarnya demikian.
Namun, terhadap proyek yang tengah berjalan, pihaknya mengantisipasi dengan membuat parit untuk memutus jalaran api yang berpotensi merambat ke tumpukan sampah di areal proyek.
Di sisi lain, kebakaran di TPA Suwung seperti tren yang selalu terjadi di setiap purnama keempat. Disamping, panas di musim kemarau, sampah juga menghasilkan gas metan, ditambah faktor angin yang bertiup kencang.
“Kebakaran dampak ke masyarakat cukup terasa, terutama asap yang sangat tebal sampai simpang tol Pesanggaran,” jelas Lanang Suardana. (Way)